PROSESNEWS.ID – Belum hilang dari ingatan orang-orang, peristiwa 28 September pada 2018 silam. Di mana, gempa dahsyat telah mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kelurahan Petobo di Kecamatan Palu Selatan, menjadi salah satu Kelurahan padat penduduk yang paling parah terdampak gempa bumi yang disertai likuifaksi pada peristiwa alam mengerikan tersebut.
Salah satu korban bencana di Petobo ini, adalah Fatmawati (50). Ketika diwawancarai, ia mengatakan, sudah 3 kali puasa masih tetap tinggal di Hunian Sementara (Huntara). Ia mengaku sudah tidak nyaman lagi tinggal di Huntara tersebut. Apalagi tempat ini pengap, panas, ditambah kesulitan air.
“Sudah tiga kali puasa tinggal di sini, kendalanya itu kekurangan air dan huntaranya itu panas, dan jujur sebenarnya tinggal di sini tidak nyaman. Tapi apa boleh buat, jadi sabar saja tinggal di sini,”akunya ketika ditemui Prosesnews.id. Kamis, (15/04/2021).
Lebih jauh katanya, padahal Pemerintah menjanjikan tinggal di Huntara tersebut hanya 2 tahun. Tapi sampai dengan sekarang, belum ada juga kapan kepastiannya.
“Bantuannya ada, seperti sembako. Itu pun terakhir di kasih itu saya sudah lupa kalau kapan, pokoknya sudah lama sekali,”ungkapnya.
Korban Likuifaksi Petobo ini pun berharap, Hunian Tetap (Huntap) yang dijanjikan Pemerintah, agar segera cepat direalisasikan. Dikatakan Fatmawati, janji itu juga dilontarkan oleh Wali Kota Palu yang baru dan Gubernur Baru.
“Semoga secepatnya bisa cepat pindah ke huntap yang dijanjikan pemerintah,”harapnya.
Reporter : Saiful