Gorontalo

Tiga Bayi Kembar Tanpa Ibu, Kini Hidup Terpisah

PROSESNEWS.ID – Kini 3 bayi kembar itu, tidak hidup bersama. Mereka sudah hidup terpisah. Alasan, ekonomi menjadi penyebab, bayi 3 kembar itu, tidak lagi bersama.

Sehari meninggalnya Yusmiati Latudi (37), ketiga bayi itu, sudah diambil kerabat dekat Almarhuma.

Meskipun, melewati proses persalinan yang cukup sulit. Ibu yang tinggal di Desa Tabongo, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo itu, sukses melahirkan ketiga bayi kembar secara normal.

Namun sayang, usai melahirkan. Nyawa Yusmiati, tidak tertolong lagi akibat mengalami pendarahan yang cukup serius.

Sebelumnya, Yusmiati dirujuk ke RSTN Boalemo, dari Puskesmas Dulupi. Dia dirawat sekitar dua hari disana. Setelah itu, dirujuk ke RS. Dunda Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Hanya berlangsung selama 3 hari, kondisi Yusmiati mulai membaik. Sehingga mengharuskan, ibu dari bayi 3 kembar tersebut, diperbolehkan pulang oleh Dokter RS. Dunda.

Namun, hanya berselang sehari saja keluar dari Rumah Sakit. Tiba-tiba Yusmiati, kembali merasakan kesakitan. Terpaksa, dirinya dilarikan lagi ke RSTN Boalemo. Dua jam di rawat, Yusmiati kembali di rujuk ke RS Dunda Limboto.

Tak berlangsung lama, sesampainya di RS Dunda. Yumiyati kemudian, berhasil melahirkan ke tiga buah hatinya, dengan normal. Meskipun umur kandungan, masih prematur (8 bulan_red).

Usai melahirkan Yusmiati, mengalami pendarahan cukup serius dan mengalami penurunan HB. Hingga Ia menghembuskan nafas terakhir di RS Dunda, pada Jum’at 3 Januari 2019.

Suami Yusmiati, Iwan Oli’i saat dihubungi, mengaku ketiga bayi kembarnya itu, saat ini sudah diadopsi kerabat dekatnya. Masing-masing, warga Desa Tabongo, Kecamatan Dulupi (Anak Perempuan). Warga Desa Dulupi, Kecamatan Dulupi (anak laki-laki), dan Warga Desa Piloliyanga, Kecamatan Tilamuta, (anak perempuan).

 

Baca juga : https://prosesnews.id/usai-melahirkan-3-bayi-kembar-yusmiati-warga-boalemo-meninggal-dunia/

 

Informasi yang di himpun dari sumber yang berkompoten, proses persalinan Ibu dari 3 bayi kembar itu, tidak wajar. Pasalnya, dengan usia kandungan yang masih prematur itu, tidak seharusnya di paksa untuk dilahirkan normal.

Apalagi, bayinya kembar tiga. Itu terlalu beresiko untuk dilahirkan normal. Seharusnya melalui oprasi, untuk pencegahan dini, atas kematian bayi dan ibu bayi.

 

 

 

 

 

Penulis : Majid Rahman

Recent Posts

Target Partisipasi Pemilih 100%, KPU Boalemo Sosialisasi Pilkada di Desa Terpencil

PROSESNEWS.ID - Menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati tahun 2024,…

13 jam ago

Satu Puskesmas Satu Dokter, Masyarakat Telaga Sambut Bahagia Program Hendra-Wasito

PROSESNEWS.ID - Kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati Hendra Hemeto dan Warsito Sumawiyino (Dewa)…

16 jam ago

Rakor KPU Pohuwato Bahas Kampanye Paslon

PROSESNEWS.ID - Pada Rabu (16/10/2024) malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pohuwato mengadakan rapat koordinasi…

16 jam ago

RAMAH Berkomitmen Ciptakan 1.000 Pengusaha Baru di Kota Gorontalo

PROSESNEWS.ID - Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Gorontalo nomor urut 2, Mohamad Ramli Anwar…

19 jam ago

Ibu-ibu Tenggela Suarakan Bantuan Sembako dan UMKM

PROSESNEWS.ID - Ibu-ibu di Desa Tenggela, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, menunjukkan kekompakan dalam mendukung pasangan…

1 hari ago

Al Habib Jindan Hadiri UNG Bersholawat, Ribuan Jamaah Penuhi Halaman Rektorat

PROSESNEWS.ID - Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali menggelar acara UNG Bersholawat, di mana ribuan jemaah…

1 hari ago