PROSESNEWS.ID – Pasar malam yang bersamaan dengan Wahana Hoya Ganteng-Ganteng Ceria (GGC) di Kecamatan Limboto ramai pengunjung, bahkan mendapatkan banyak apresiasi dari sejumlah pihak.
Kehadiran Pasar Malam bersamaan dengan Wahana Hoya Ganteng-Ganteng Ceria (GGC) di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, telah menarik banyak pengunjung. Hal ini tidak hanya memberikan hiburan bagi masyarakat, tetapi juga meningkatkan pendapatan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Salah satu pelaku UMKM yang berlokasi di Pasar Modern Limboto (Pasmolim) mengakui adanya peningkatan pendapatan berkat kehadiran Wahana Hoya GGC. “Alhamdulillah, penghasilan kami meningkat dibandingkan hari-hari biasa,” ujar salah satu pelaku UMKM pada Selasa malam (08/10/2024).
Tidak hanya para pelaku UMKM, Pemerintah Kabupaten Gorontalo juga mengapresiasi dampak positif dari kehadiran Wahana Hoya tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gorontalo, Viktor Asiku, menyebutkan bahwa kegiatan ini memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, Viktor berharap kegiatan tersebut bisa dihadirkan lagi pada akhir tahun momentum pergantian tahun pada Desember nanti.
“Wahana ini memberikan dampak positif pada banyak sektor, terutama UMKM. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat diadakan kembali pada momentum pergantian tahun nanti,” ujar Viktor.
Sementara itu, Owner dari Hoya GGC tersebut, Abdul Hamid Uti, atau yang sering dipanggil Mito saat dimintai keterangan mengungkapkan kebanggaannya karena dapat hadir untuk pertama kalinya di Pasar Modern Limboto (Pasmolim). Menurutnya, kehadiran wahana ini telah membawa dampak yang signifikan, tidak hanya bagi UMKM, tetapi juga bagi pengelola parkir di area tersebut.
Rencananya, Wahana Hoya GGC akan beroperasi selama 30 hari di Limboto, lebih lama dibandingkan dengan tempat lain yang biasanya hanya 18 hari. Antusiasme masyarakat yang tinggi dan dukungan dari pemerintah menjadi alasan utama diperpanjangnya durasi tersebut.
“Jadi selama satu bulan. Biasanya kalo di tempat-tempat yang lain, itu kita mentok hanya 18 hari tapi di Limboto kita jadwalkan selama 1 bulan penuh,” pungkasnya.
Reporter: Pian N. Peda