PROSESNEWS.ID – Seorang ayah di Balikpapan tega menganiaya anak kandungnya sendiri yang masih berusia 9 tahun. Penganiayaan ini terbilang sadis, gadis belia itu disiram air panas yang baru mendidih dari kompor.
Kejadian penganiayaan tersebut terjadi di rumahnya di kawasan Sepinggan, Balikpapan Selatan, pada Rabu (15/9/2021) sore sekitar pukul 17.00 Wita.
Kejadian bermula saat pelaku berinisial HSN (40) yang baru pulang bekerja sebagai waker melihat anaknya hendak menggoreng roti di dapur. Karena terdapat minyak goreng bekas di atas wajan, korban pun membuangnya. Namun, tiba-tiba ayah melihat dan langsung memarahi korban dan melempar jepitan untuk menggoreng ke kepala korban sebanyak tiga kali. Tidak sampai di situ amarah HSN semakin menjadi-jadi dan langsung menyiramkan air panas ke tubuh korban.
“Enggak tahu kenapa anaknya langsung dibawa ke kamar mandi dan disiram dengan air yang mendidih untuk merebus singkong, sehingga korban mengalami luka bakar sebesar 45 persen,” ujar Kasat Reskrim Polresta Balikpapan, Kompol Rengga Puspo Saputro, saat jumpa pers pada Senin (20/9/2021).
Usai dianiaya oleh ayahnya, korban langsung dilarikan ke rumah sakit oleh tetangganya. Pihak kepolisian yang mendapat laporan penganiayaan tersebut langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan pelaku HSN.
“Jadi kita lakukan pemeriksaan kepada para saksi dan kita cek TKP, barang bukti yang sudah kita amankan berupa satu buah panci aluminium, satu buah jepit gorengan serta baju korban,” beber Rengga.
Dari hasil pemeriksaan terhadap saksi. Diketahui, bahwa HSN sering melakukan tindak kekerasan kepada anaknya. “Dan puncaknya kemarin sehingga ibu korban melaporkan,” katanya dilansir Liputan6.com.
Salah satu saksi bernama Utari yang melihat tindak kekerasan kepada anak yang dilakukan HSN memaparkan, saat itu, dia melihat korban berlari dengan kondisi basah kuyup keluar dari dalam rumahnya.
“Saya tidak lihat langsung kalau pas korban disiram air panasnya. Cuma saya lihatnya pas si anak itu (korban) lari, nangis-nangis,” kata saksi.
Melihat itu, Utari pun menghampiri korban yang bersembunyi di kamar mandi di depan rumah saksi untuk memastikan kondisinya.
Saat itu, Utari mendengar pengakuan bahwa korban merasa ketakutan kalau harus bertemu ayahnya lagi. “Panas, panas, disiram air panas sama bapakku,” bebernya sambil mengulangi teriakan korban.