PROSESNEWS.ID – Gunung Ruang di Sulawesi Utara meletus pada Selasa (30/4/2024), menyebarkan abu vulkanik hingga ke Provinsi Gorontalo. Abu vulkanik yang terdiri dari partikel dan gas berbahaya seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidrolik, dan asam hidroflorat dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan.
Dr. Mohamad Rifki Hulalata dari Rumah Sakit Umum Daerah Tombulilato menerangkan, abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak napas, serta iritasi pada mata dan kulit. Gejala ini dapat berkembang menjadi penyakit bronkitis dan konjungtivitis.
“Gejala gangguan pernapasan seperti pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak yang bisa mengakibatkan penyakit bronchitis. Juga gejala gangguan pada mata seperti mata merah, gatal, perih bisa menyebabkan conjungtivitis,” jelasnya.
Polusi udara akibat abu vulkanik juga dapat memberikan efek jangka panjang pada fungsi paru-paru manusia, bahkan menyebabkan penyakit seperti silikosis yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut.
“Selain itu abu vulkanik juga dapat mencemari air, yang ketika dikonsumsi oleh kita akan memberikan dampak buruk untuk tubuh,” tandasnya.
Menurut dokter Rifki, ada banyak cara untuk menghindari dan melindungi diri dari dampak abu vulkanik sebagaimana diterbitkan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA):
1. Kenakan pakaian pelindung, kacamata, dan masker. Untuk yang memiliki penyakit pernapasan sebelumnya harus tetap berada di dalam rumah karena jika diluar rumah akan rentan memperburuk penyakit yang ada.
2. Siram atau basahi selalu debu vulkanik untuk mencegah pergerakan debu yang akan ikut terbawa oleh udara.
3. Saat berkendara, jaga jarak antar kendaraan karena berkurangnya jarak pandang.
Dokter yang juga bertugas di RSIA Siti Khadijah Aisyah itu menyarankan kepada masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala di atas ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Saya juga berharap agar tidak ada oknum-oknum yang menimbun masker kemudian dijual dengan harga yang lebih mahal,” harapnya.
Reporter: Dewi Agustina Musa