Kabupaten Pulau Morotai dianggap berhasil memanfaatkan tol laut. Mereka berhasil menjejali Kapal Logistik Nusantara yang bersandar di pelabuhan dengan komoditi unggulan daerah.
Bupati Pulau Morotai Benny Laos bak bintang di webinar bertajuk “Optimalisasi Program Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut Tol Laut”, beberapa waktu silam. Sejumlah menteri memuja-muji keberhasilan kabupaten itu sebagai salah satu tempat singgah kapal tol laut.
Mulai dari Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Kementerian Dalam Negeri, hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak henti-hentinya memuji sang bupati dan masyarakat Pulau Morotai. Mereka dinilai berhasil mengisi muatan balik kapal tol laut yang singgah ke Morotai.
Dalam acara webinar yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kamis 10 Juni 2021, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan apresiasi kepada Kemenhub, kementerian dan lembaga terkait, serta pemerintah daerah, yang telah bekerja keras mengoptimalisasi pelayanan tol laut menjadi lebih baik dan efektif, sejak 2015 hingga sekarang.
Selaku pembicara kunci, Menko Luhut menyampaikan, pemerintah terus memacu kinerja dari program tol laut agar semakin efektif dan efisien dalam melayani distribusi logistik di wilayah Indonesia untuk menghilangkan adanya disparitas harga antarwilayah Indonesia. Turut hadir dalam acara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Antoni Arif Priadi, Bupati Pulau Morotai Benny Laos, serta Bupati Merauke Romanus Malaka.
“Saat ini pemerintah sedang melakukan proses penyelesaian national logistics ecosystem (NLE) untuk mengintegrasikan seluruh sistem agar tol laut ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sekarang ini ada pelabuhan yang sudah kita resmikan, yaitu Batam, dan kita mau nanti ada delapan pelabuhan lagi yang harus selesai. Jadi semua terintegrasi. Dan itu akan membawa efisiensi dan efektivitas dalam bekerja,” ucap Menko Luhut.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjanji akan terus mendorong pemerintah daerah, khususnya di daerah terpencil, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3TP), untuk mengoptimalkan produk-produk unggulan di daerahnya dalam rangka mengoptimalkan muatan balik tol laut. Menhub mengatakan, Kemenhub akan memberikan sejumlah stimulus kepada daerah yang berkomitmen mendukung optimalisasi muatan balik kapal tol laut.
Stimulus itu, antara lain, berupa pemberian potongan 50 persen dari muatan berangkat. Dan salah satu daerah yang merasakan manfaat dari program itu adalah Kabupaten Pulau Morotai, yang berhasil melakukan optimalisasi muatan balik kapal tol laut.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Sugeng Hariyono menyatakan, pihaknya telah menginstruksikan masing-masing pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan terhadap potensi komoditas produk unggulan daerah masing-masing dalam upaya mendukung tol laut. Selain itu, ia juga membeberkan bahwa sudah ada beberapa pemerintah daerah yang melakukan kerja sama antardaerah dalam upaya mendukung logistik melalui tol laut.
Sejak program tol laut diluncurkan pada 2015, Kemenhub telah melakukan sejumlah upaya dan terobosan dalam rangka semakin mengoptimalkan program yang menjadi salah satu program strategis nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Pada 2019, tiga kepala daerah dan kepala unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut berhasil meraih tiga penghargaan Tol Laut Award.
Tiga daerah dengan jumlah throughput kontainer terbanyak pada 2018, yang memperoleh penghargaan, adalah Pelabuhan Tahuna, Sulawesi Utara, sebanyak 959 TEUs container, Pelabuhan Morotai, Maluku Utara, 746 TEUs container, dan Pelabuhan Dobo, Maluku, 600 TEUs container.
Tampaknya, program tol laut dari tahun ke tahun terus memang mengalami tren positif. Termasuk, jumlah keterlibatan pelabuhan yang terus meningkat. Yakni, dari 72 pelabuhan pada 2019, kini telah bertambah menjadi 106 pelabuhan untuk 30 trayek.
Program tol laut diadakan untuk kelancaran distribusi logistik, khususnya sembilan bahan pokok ke daerah tertinggal, terluar, terdalam, dan perbatasan (3TP). Mengacu pada hal tersebut, penerapan tol laut, menurut Menhub, telah sukses dijalankan di dua daerah, yakni Morotai (Maluku Utara) dan Dobo (Maluku).
“Apa yang dikatakan berhasil? Ada satu keseimbangan antara barang yang dibawa dari Surabaya ke Makassar menuju Morotai dan Dobo dan angkutan balik,” kata Budi Karya. Ia berharap keberhasilan Morotai dan Doggu ini di-copy oleh tempat-tempat yang lain.
Dalam kesempatan webinar itu, Bupati Pulau Morotai Benny Laos mengatakan, pengisian muatan balik merupakan program prioritas pemkab. Ia mengaku tidak hanya mengajak tapi juga mendorong bahkan memfasilitasi masyarakat dengan memberikan kemudahan dan insentif. Hasil masyarakat tersebut kemudian dijual ke Pulau Jawa, melalui Surabaya.
Benny menambahkan, selama ini sudah banyak sekali masyarakat yang berpartisipasi dengan mengirimkan hasil hutan, perkebunan, dan perikanannya. Lebih dari 40 kontainer diisi sebagai muatan balik tol laut. Dan yang membuat pihaknya bangga dan bersyukur adalah respons pembeli di Pulau Jawa yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat pembelian yang setiap waktu terus bertambah.
Demi mendorong masyarakat Pulau Morotai berpartisipasi dalam muatan balik kapal tol laut, Benny mengatakan, pihaknya juga membantu mendirikan koperasi, memberikan fasilitas dan pelayanan secara gratis, ditambah penyuluh dan konsultasi bagi masyarakat pemula yang ingin berpartisipasi. Sehingga, mereka mendapatkan keuntungan dari program tol laut dan dapat meningkatkan perekonomiannya.
Ia juga minta solusi persoalan delivery barang yang lambat sampai ke Jawa. “Karena sebagian produk Morotai adalah hasil laut dan bahan makanan, bagaimana caranya agar kecepatan angkut bisa teratasi,” katanya.
Perlu diketahui, terhitung triwulan IV-2020, KM Logistik Nusantara 6 milik PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) akan melayani Pulau Morotai sebagai rute tambahan dari rute awal. Penambahan ini dilakukan atas permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai karena menimbang banyaknya potensi muatan balik yang tidak terangkut jika hanya dilayani oleh KM Lognus 3.
Pemda Kabupaten Pulau Morotai secara khusus menyurati Kementerian Perhubungan RI dan PT PELNI meminta tambahan kapal tol laut karena muatan balik dari Morotai yang semakin tinggi. Menjawab permintaan tersebut, mulai awal triwulan IV-2020, Kementerian Perhubungan melakukan perubahan untuk trayek T-10 dengan menambahkan Morotai sebagai tujuan KM Logistik Nusantara 6.
Sejak 2017, muatan kontainer dari dan menuju Morotai dilayani oleh KM Lognus 3. Namun potensi muatan balik dari Morotai terus bertambah sehingga tidak cukup terangkut oleh satu kapal saja. Banyak pengusaha lokal yang mengeluh karena banyak komoditi yang tidak terangkut.
Trayek T-10 yang dilayani KM Lognus 6 awalnya hanya melayari Tanjung Perak-Tidore-Galela-Buli-Maba-Weda-Tanjung Perak. Namun pada triwulan IV-2020, KM Lognus 6 melanjutkan perjalanan dari Tidore menuju Morotai. Sementara KM Lognus 3 sudah melayari rute Morotai sejak 2017 sebagai trayek T-15 dengan rute Tanjung Perak-Makassar-Jailolo-Morotai-Tanjung Perak.
Sementara itu, PT PELNI mencatat kinerja produksi KM Lognus 3 sepanjang 2020 yang telah mengangkut sebanyak 739 TEUs untuk muatan berangkat, dan 971 TEUs untuk muatan balik. KM Lognus 3 sendiri hanya memiliki kapasitas angkut sebesar 120 TEUs.
Pada 2020, muatan balik KM Lognus 3 yang dari Morotai sendiri mencapai lebih dari 70 persen, sementara itu sisanya diisi oleh muatan balik dari Jailolo. Tahun ini muatan balik tertinggi dari Morotai dengan KM Lognus 3 terjadi pada Mei hingga Juli yang berturut-turut tercatat sebesar 94 TEUs, 207 TEUs, dan 86 TEUs. Padahal rata-rata muatan balik dari Morotai di 2020 selain di ketiga bulan tersebut hanya sebanyak 50 TEUs.
Diketahui, akibat kapasitas angkut yang terbatas, PELNI pernah mendapati sebanyak 20 kontainer yang tidak dapat dimuat menggunakan KM Lognus 3. Dan dengan masuknya KM Lognus 6 ke Morotai, Masrul meyakini, itu bisa menjadi jawaban atas kebutuhan pengusaha lokal Morotai yang belakangan semakin bertumbuh. Terlebih, KM Lognus 6 sendiri memiliki kapasitas angkut untuk muatan terisi penuh mencapai 250 TEUs, jauh lebih besar dari KM Lognus 3 yang hanya berkapasitas 120 TEUs.
Penulis: Eri Sutrisno Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari