Penulis: Dewi Andriani
PROSESNEWS.ID – Nuansa tropis nan eksotis seketika menyeruak ketika kali pertama saya menjejakkan kaki di Pulau Macan. Pemandangan laut yang jernih kebiruan dipadu dengan rindangnya pepohonan dan suasana alam yang begitu asri, membuat saya takjub dibuatnya.
Siapa sangka, ternyata pulau eksotis ini berada tak jauh dari ibu kota, tepatnya di salah satu destinasi wisata Kepulauan Seribu. Tak perlu jauh-jauh terbang ke Bali atau bahkan ke Maldives, cukup dengan menaiki speed boat sekitar 90 menit dari Pantai Marina Ancol, Anda sudah dapat menikmati sensasi wisata alam yang mewah nan menggoda ini.
Pulau Macan merupakan salah satu pulau resort yang berada di Kepulauan Seribu, selain Pulau Putri, Pulau Ayer, Pulau Bidadari, Pulau Sepa, Pulau Pelangi, dan Pulau Pantara.
Namanya mungkin belum setenar Pulau Putri atau Pulau Bidadari, tetapi belakangan Pulau Macan menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak diincar oleh para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pulau Macan ini merupakan satu-satunya pulau resort di Kepulauan Seribu yang memiliki konsep Eco Resort Villages sehingga kealamian dan keasriannya benar-benar terjaga dengan baik.
Tak hanya itu, pihak pengelola bahkan menggunakan tenaga surya atau solar panel untuk menyokong kebutuhan listrik di pulau ini. Begitu pula dengan limbah dan sampah yang diolah kembali menggunakan system modern untuk dimanfaatkan kembali sebagai pupuk bagi kebun-kebun sayur organic milik resort.
Muhammad Fauzan, Bagian Operasional Pulau Macan mengatakan keunikan dari konsep Eco Resort adalah penggunaan drift wood atau kayu hanyut untuk setiap bangunan yang ada di pulau tersebut. Mulai dari cottages, gazebo, resto dan bar, hingga toilet. Kayu hanyut tersebut didesain sedemikian rupa sehingga memunculkan kesan mewah nan alami.
“Untuk memenuhi kebutuhan satu pulau, kami menggunakan solar cell dengan kapasitas 3000 watt. Kalau sedang tidak ada matahari, switch ke genset tapi bukan untuk pemakaian power, hanya untuk mengisi ulang baterai solar panel,” tuturnya.
Menurutnya wisatawan yang berkunjung ke pulau ini terdiri dari wisatawan local dan wisatawan mancanegara dengan proporsi 35% wisatawan local dan 65% wisatawan mancanegara.
Lebih Privasi
Meski memiliki nama yang terkesan garang, pulau ini justru mampu memberikan pemandangan alam yang menganggumkan dengan suasana tenang nan romantis.
Maklum saja, jumlah pengunjung yang datang ke sini dibatasi maksimal 45 orang sehingga terkesan lebih privasi, dan cocok digunakan sebagai destinasi bagi yang menyukai privasi atau ingin menikmati liburan yang lebih intim bersama pasangan.
Tak heran bila setiap akhir pekan, pulau yang memiliki luas 0,9 hektar ini selalu full booked bahkan ada yang sampai harus menunggu dua hingga tiga bulan untuk dapat bermalam di sini.
Pulau yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia ini menawarkan berbagai tipe cottages yang menggunakan ornament bernuansa alami menggunakan bahan kayu hingga bamboo dengan variasi driftwood atau kayu hanyut.
Salah satu jenis cottage yang paling favorit adalah Sunset Hut yang berada tepat di pinggir laut dan menghadap ke Barat. Beruntung, Bisnisyang saat itu hadir bersama rombongan dari Bank Indonesia Perwakilan Provinsi DKI Jakarta bisa bermalam di cottage Sunset Hut.
Di sini, pengunjung bisa dengan leluasa menikmati indahnya hamparan laut serta pemandangan sunset yang memesona sambil bersantai di kamar. Jika ingin berenang atau snorkling, tinggal turun dari teras kamar dan langsung dapat bermain di laut yang jernih.
Bentuk kamarnya dibuat unik dengan konsep yang menyatu dengan alam sehingga pengunjung bisa merasakan sensasi menginap di alam terbuka dengan desain kamar yang sederhana namun begitu elegan dan alami. Sunset Hut ini juga memiliki suite bathroom yang kental dengan nuansa alami.
Selain Sunset Hut, ada pula cottages Coral Hut, Zen Hut, Island Hut, Drift wood Hut, Tropical Bungalow, Eco Cabin, serta Redbrick Room dengan total keseluruhan 12 cottages. Semua tipe cottages tersebut dibuat dengan konsep yang unik dan terkesan sangat natural.
Untuk dapat menikmati sensasi dan keindahan yang ditawarkan oleh Pulau Macan, biaya yang harus dikeluarkan mulai dari Rp1,7 juta hingga Rp2,7 juta per orang, bergantung pada tipe cottages dan hari penginapan. Untuk tipe paling favorit yaitu Sunset Hut harga per pax nya Rp2,6 juta pada weekdays dan Rp2,7 juta untuk weekend.
Biaya tersebut termasuk transportasi speedboat pulang pergi dari Marina ke Pulau Macan, welcome drink, 4 kali makan, snack, akomdasi cottages, termasuk berbagai fasilitas lain yang ada di Pulau Macan seperti snorkling, bermain kano, kayak, stand up paddle board.
Selain menikmati alam bawah laut yang indah dengan snorkling di pinggir pantai, atau menyusuri jernihnya pemandangan air laut dengan bermain kano dan kayak, di sini kita juga melakukan berbagai aktivitas seru lainnya.
Seperti bersantai dan berjemur di pinggir pantai sambil memandang birunya laut, menikmati indahnya sunset yang juga bisa langsung disaksikan dari dalam cottages, memainkan berbagai permainan yang disediakan di resort, hingga berenang di tepi pantai.
Sebetulnya, Pulau Macan sendiri tidak memiliki pantai tetapi dengan berjalan sekitar 200 meter menyusuri laut yang jernih dan dangkal, pengunjung akan tiba di Pulau Macan Gundul atau Pulau Macan Kecil yang masih merupakan bagian dari Pulau Macan.
Di pulau tak berpenghuni inilah, kita akan disajikan dengan hamparan pasir putih yang membentang di sepanjang pulau sambil menikmati indahnya pantai dan berenang di tepinya.
Sesuai dengan konsep eco-friendly yang dikembangkan di pulau ini, pengunjung juga dapat melakukan kegiatan yang tak kalah serunya yaitu coral planting atau membudidayakan karang, yang setelah besar akan diletakkan di sekitar pulau demi menjaga kelestarian aneka biota laut.