PROSESNEWS.ID – Hampir tak ada hentinya Istri Gubernur Gorontalo Idah Syahidah membuka peluang bagi ibu rumah tangga (IRT) untuk meningkatkan kesejahteraan. Seperti yang dilakukan di Desa Kuala Lumpur, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo.
Idah Syahidah bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Sweet Media sukses melakukan pembinaan kepada IRT di Desa Kuala Lumpur untuk memanfaatkan limbah daun jagung yang disulap menjadi aneka kerajinan tangan.
Daun jagung yang sudah kering dirangkai menjadi produk kerajinan. Seperti bros, gantungan kunci serta vas bunga. Beberapa di antaranya dipadukan dengan limbah sampah seperti botol air mineral bekas.
Prakarsa kerajinan dari limbah jagung ini berawal dari keprihatinannya terhadap produk jagung yang melimpah di Gorontalo. Selama ini, daun jagung hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak dengan harga yang tidak terlalu bersaing.
“Berangkat dari keprihatinan itu, ibu-ibu di sana diberdayakan untuk membuat kerajinan seperti bros, bunga, gantungan kunci dan lainnya dari daun jagung,” jelas Direktur LPP Sweet Media, Van Sweet Pulubuhu usai menemui Idah Syahidah di Rumah Jabatan Gubernur, Jumat (5/7/2019).
Ibu-ibu rumah tangga di Desa Kuala Lumpur, Kecamatan Paguyamaan, Kabupaten Boalemo sedang merangkai kerajinan tangan yang terbuat dari daun jagung. Kerajinaan binaan Ketua Dekranasda Idah Syahidah itu mulai dilirik pasar lokal dan mendatangkan manfaat ekonomi bagi pengrajin. (Foto: istimewa).
Upaya pemberdayaan itu disambut antusias oleh ibu-ibu binaan. Selain modalnya disediakan oleh Idah Syahidah, ibu-ibu yang sebagaian besar hanya berprofesi sebagai IRT ini merasa lebih produktif dan bisa bersosialsiasi dengan warga lainnya.
“Modalnya ibu Idah yang sediakan, termasuk memotivasi warga binaan di sana. Program ini sejak awal tahun kita laksanakan dan sekarang sudah ada hasilnya. Keuntungannya pun sudah dirasakan oleh pengrajin,” Imbuh Van.
Selain bentuknya yang unik, daun jagung bisa menjadi nilai tambah sebagai ciri khas Gorontalo yang identik dengan jagung. Salah satu alternatif yang layak dipertimbangkan oleh wisatawan sebagai oleh-oleh.
“Selama ini kan oleh-oleh Gorontalo dikenal Pia, Upia Karanji dan kain Karawo. Dari produk jagung itu tidak ada, padahal kita lumbung jagung kan? Ini yang membuat ibu Idah termotivasi. Bahkan kami sekarang sudah membangun kantor cabang di sana,” jelas Van.
Keseriusan Idah Syahidah yang juga Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo menurutnya mulai membuahkan hasil. Ragam kerajinan IRT sudah dilirik pasar lokal. Salah satunya sebagai souvenir pernikahan.
Cara lainnya dengan menggandeng Pemkab Boalemo melalui Dinas Pariwisata setempat. Terlebih saat ini Pemkab Boalemo ketambahan satu destinasi wisata baru yakni Pulau Ratu.
Harga produk-produk ini pun terbilang cukup bersaing. Misalnya untuk satu buah bros dan gantungan kunci dihargai Rp5.000, vas bunga dihargai Rp30.000. Harga itu bisa lebih murah tergantung jumlah pesanan. (hms)