Prosesnews.id
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
Prosesnews.id
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Laporan IMF : Proteksionisme Ganggu Neraca Perdagangan Global

Editor by Editor
21 Jul 2019 17:58
in Ekonomi, Nasional

PROSESNEWS.ID – International Monetary Fund telah berulang kali menekankan. Dampak gangguan dari tarif dagang terhadap neraca perdagangan global.

Dalam laporan tahunan “External Sector Report” yang dirilis oleh IMF, lembaga tersebut menyimpulkan. Upaya untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, dengan menetapkan pajak impor justru telah merugikan ekonomi dunia tanpa memperbaiki masalah.

Menurut mereka, tindakan kebijakan dagang beberapa tahun terakhir. Telah membebani arus perdagangan, investasi hingga tren pertumbuhan global.

“Sejauh ini, tarif tidak memiliki dampak yang signifikan, pada ketidakseimbangan eksternal sejauh ini,” tulis IMF yang dikutip Prosesnews.Id, Minggu (21/7).

Namun perlu dicermati, laporan ini mengandung dukungan IMF terhadap beberapa kampanye perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Eropa.

IMF mengukur seberapa jauh ekonomi dunia telah bergerak menjauh dari perdagangan yang seimbang. Dimana impor suatu negara setara dengan ekspornya.

Laporan ini menemukan angka keseimbangan dagang globa. Turun tipis menjadi sekitar 3% dari produk domestik bruto (PDB) global tahun lalu.

Realisasi ini berada jauh di bawah rekor tertinggi sebelum 2008. Meskipun masih jauh lebih besar dari angka keseimbangan dagang pada tahun 1990-an.

Faktor perubahan terbesar merupakan geografi perdagangan global. Capaian surplus China secara umum tercatat semakin berkurang.

Sementara ketidakseimbangan dagang dengan surplus besar justru ditemukan di negara-negara maju. Seperti Jerman, Belanda dan Korea Selatan yang ekonominya sangat bergantung pada kegiatan eskpor.

Diantara negara-negara yang mengalami defisit. IMF menitikberatkan fokusnya pada margin perdagangan di AS dan Inggris yang terus melebar.

Menurut IMF, dengan latar belakang ketegangan dagang yang terus meningkat. Diperlukan urgensi yang lebih besar untuk mengatasi ketidakseimbangan jangka panjang. Namun tidak dengan kebijakan proteksionisme.

Lembaga tersebut menyatakan, negara-negara dengan defisit neraca dagang membutuhkan kolaborasi antara peningkatan keterampilan pekerja dan membangun pasar tenaga kerja yang fleksibel. Antara lain, Kanada, Indonesia, Afrika Selatan, Spanyol, Inggris dan AS.

Sementara bagi negara-negara surplus seperti Jerman dan Korea Selatan. Disarankan untuk menyediakan ruang kebijakan fiskal yang cukup untuk mendorong pertumbuhan potensial dan seimbang.

Salah satunya dengan mengadopsi reformasi yang mendorong investasi, dan mencegah penghematan yang berlebihan. Termasuk dengan mendukung inovasi dan menderegulasi sektor-sektor tertentu.

“Kebijakan yang mendistorsi perdagangan harus dihindari. Terlebih lagi negara harus menahan diri untuk tidak menggunakan tarif untuk menyeimbangkan perdagangan bilateral. Karena biayanya mahal serta tidak efektif dalam mengurangi ketidakseimbangan eksternal,” ujar IMF.

Bahkan di beberapa ekonomi, di mana faktor eksternl masih sejalan dengan fundamental ekonomi, diperlukan langkah untuk mengatasi ketidakseimbangan domestik dan pencegahan ketidakseimbangan eksternal melalui reformasi struktural khusus.

Termasuk dengna mengurangi hambatan untuk investasi dan persaingan di sektor-sektor tertentu, kondisi yang kerap terjadi di Jepang dan China.

IMF tidak menganjurkan bahwa seluruh negara harus selalu memiliki perdagangan yang seimbang dan sempurna, di mana menurut mereka terkadang ada alasan yang baik dibalik defisit dan surplus.

Meski demikian, penghitungan IMF mencoba untuk mengingatkan bahwa lebih dari sepertiga neraca dagang eksisting, atau sekitar 1,2% PDB dunia, dianggap berlebihan.

“Artinya, neraca perdagangan mereka melampaui potensi perkenomian untuk terus tumbuh pada laju yang sama,” ungkap IMF.

China, yang satu dekade lalu mencatatkan surplus perdagangan terbesar di duni, sekarang telah mendekati neraca yang seimbang dan sejalan dengan fundamental ekonomi. Surplus dan defisit terbesar ditemukan di negara-negara seperti Jerman dan AS.

Temuan ini bertentangan dengan desakan pemerintahan Trump yang mengatakan bahwa China telah mendistorsi perdagangan global, sebuah klaim yang memicu perang dagang dan menjadi kekhawatiran utama pasar keuangan.

Kontes antara dua ekonomi terbesar dunia itu saat ini masih terus berlangsung dengan babak baru perundingan dagang pasca pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping, bulan lalu. Meski demikian, risiko perang tarif masih melekat di pasar. (**)

Tags: IMF
ShareTweetSendSharePin

Berita Terkait

Dana Moneter Internasional (IMF) Kembali Memuji Performa Ekonomi Indonesia

by Editor
19 Mei 2019
0

PROSESNEWS.ID - IMF menyarankan, untuk jangka pendek dengan berlanjutnya ketidakpastian dari sisi ekonomi global, para pembuat kebijakan harus mampu untuk...

Load More

Komentar DonkBatalkan balasan

Trending

Kapal kontainer raksasaOtello - cedre.fr
Ekonomi

Laporan IMF : Proteksionisme Ganggu Neraca Perdagangan Global

by Editor
21 Jul 2019
0

PROSESNEWS.ID - International Monetary Fund telah berulang kali menekankan. Dampak gangguan dari tarif dagang terhadap neraca perdagangan global. Dalam laporan...

Me Gacoan di Gorontalo Ditutup, Begini Tanggapan Ketua DPRD

18 Jun 2025

UNG Dorong Mahasiswa Dalami Al-Qur’an Lewat 15 Cabang Lomba MTQ

17 Jun 2025

Koperasi Merah Putih Siap Distribusikan Kebutuhan Pokok Secara Merata di Desa

18 Jun 2025

UNG Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Mandiri Tahun Akademik 2025/2026

23 Mei 2025

Literasi Bukan Sekadar Baca Tulis, Ridwan Hemeto Tekankan Peran Sosialnya

17 Jun 2025

TERBARU

Gubernur Gorontalo Melepas Sejumlah Komoditas Ekspor ke Manca Negara

19 Jun 2025

Sekda Gorontalo Apresiasi Peran Penting BPJS Kabupaten Gorontalo

19 Jun 2025

Me Gacoan di Gorontalo Ditutup, Begini Tanggapan Ketua DPRD

18 Jun 2025

UNG Pertimbangkan Prestasi Non-Akademik dalam Seleksi Mandiri

18 Jun 2025

UNG Siapkan Wakil Terbaiknya untuk Pilmapres Nasional

18 Jun 2025
  • Home
  • Tentang
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prosesnews.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis

© 2024 Prosesnews.id