PROSESNEWS.ID – Disamping kesibukannya sehari-sehari sebagai Anggota DPR RI, TP PKK hingga Kepramukaan, Idah Syahidah Habibie diam-diam punya kebun sayur sendiri di rumahnya Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.
Tanaman sayur itu dikembangkan dengan sistem aquaponik. Tadi pagi, Rabu (8/1/2020), istri Gubernur Gorontalo itu pun sedang asyik memanen sayur sawi pakcoy dan selada yang sudah berusia sekitar sebulan.
“Ini usia tanamnya sudah 30 hari, jadi sudah waktunya panen. Selain sehat karena tanpa pestisida, aquaponik juga bisa dikembangkan di rumah yang tidak cukup lahan untuk bercocok tanam,” terang Idah.
Sebelumnya dari bercocok tanam sistem aquaponik, Idah menggunakan pipa yang ditata berjejer. Gelas plastik yang diberi pusa menjadi wadah pengganti tanah yang diletakkan di sela-sela pipa berlubang. Mirip dengan sistem hidroponik, aquaponik menggunakan media air dan menggunakan saringan kotoran ikan sebagai bakteri untuk nutrisi tanaman.
Lantas, apa bedanya dengan sistem hidroponik? Bercocok tanam sistem hidroponik tidak menggunakan media ikan sebagai nutrisi untuk tanaman. Hidroponik sejatinya masih melibatkan peran manusia untuk memberikan nutrisi kepada tanaman. Hebat bukan sistem aquaponik?
Gubernur Rusli Habibie pun dengan setia mendampingi sang istri panen sayur sawi pakcoy dan selada itu. Menurut dia, bercocok tanam sistem aquaponik sangat cocok diterapkan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) karena tidak akan menyita waktu dan kesibukannya.
“Ini cocok buat ASN kita. Cukup ditinggal kerja, tanaman tumbuh sendiri. Pupuknya dari kolam ikannya. Ikan-ikan yang dipelihara juga. Sayurnya tidak perlu beli di pasar kalau mau makan cukup panen di rumah. Sayur yang dihasilkan juga sehat,” timpal Gubernur Rusli Habibie.
Pun untuk mensosialisasikan bercocok tanam ala sistem aquaponik, Gubernur Rusli Habibie pun meminta kepada Dinas Pangan untuk merancang program tersebut untuk diintegrasikan pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan daerah rawan pangan. (Ads)