Catatan : Layosibana Akhirun
PROSESNEWS.ID – Riuhnya beberapa figur untuk menantang ataupun bisa saja berkompatriot dengan Abu Hasan di 2020 nanti fluktuatif. Kadang kencang, kadang kendor.
Dimulai dengan Muhammad, salah seorang hakim di Pengadilan Negeri di tanah Jawa, lalu Fahrul Muhammad, eks Kepala Dinas Pendidikan Buton Utara dan terakhir paling fenomenal, Muhamad Aswadi Adam.
Menariknya mengulas ketiga figur diatas bukanlah pada identiknya nama ketiganya tapi dalam pengamatan, hanya mereka yang sudah terang-terangan untuk turba (turun ke bawah) menjalin komunikasi dengan masyarakat.
Selain itu, mereka bukanlah anggota partai manapun. apresiasi pada mereka adalah adanya keberanian untuk masuk dalam arena politik. Arena paling sadis dan banal yang pernah diciptakan manusia.
Mengapa ketiga orang ini menjadi menarik? faktor mereka sebagai aktor non-partai politik lah membuat suasana kadang kencang kadang kendor ini tercipta dengan apik. tentunya, selain itu karena waktu yang masih agak panjang menuju September 2019.
Kesadaran mereka akan “proseduralnya” proses keterpilihan di partai politik untuk menjadi calon bisa jadi adalah sebab fluktuatifnya keadaan ini. Demokrasi kita yang dikuasai oligarki seperti ramalan Jeffrey Winters makin menjadi setelah reformasi.
Tapi, ini sebenarnya soal keberanian. Menurut kalian, dari ketiga Muhammad diatas, Muhammad mana yang paling berani?
ataukah ada Muhammad ke-4. Jawabanya, nanti tersaji dalam beberapa bulan kedepan. Selamat menanti. (**)