PROSESNEWS.ID – Di Tahun 2021 angka putus sekolah untuk Provinsi Gorontalo cukup tinggi, tercatat dari 50.831 peserta didik SMA/SMK/SLB di Provinsi Gorontalo sebanyak 500 diantaranya putus sekolah. Angka tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo, Rusli Wahjudewey Nusi yang baru menahkodai Dikbud Provinsi membenarkan itu, namun dirinya juga paham betul bagaimana kondisi dua tahun kebelakang kemarin.
“Memang faktor terbesarnya itu Covid-19 yang melanda, karena banyak dari mereka tidak masuk sekolah karena dirumahkan. Sehingganya, para siswa ini tidak semangat lagi sekolah,” kata Rusli.
Selain Covid-19, ia menambahkan bahwa faktor lainnya adalah masalah ekonomi, broken home, meninggal, sakit hingga ada yang memilih menikah ketimbang sekolah.
“Dalam Dunia pendidikan ada 3 faktor yang menunjang peserta didik selain sekolah, ada peran orangtua dan lingkungan. Mungkin saja, dari faktor-faktor itu tidak mendukung,” ujarnya.
Dirinya mengatakan untuk Tahun 2022 dan 2023 angkanya sudah menurun, karena ditandai dengan meningkatnya jumlah pendaftar siswa-siswi untuk Tahun Ajaran baru.
“Kami berupaya bahwa angka putus sekolah di Tahun ini dan Tahun berikutnya sudah menurun. Banyak juga program pemerintah baik itu Beasiswa seperti KIP, bantuan dari Pemprov dan Daerah yang mampu mendorong semangat para siswa melanjutkan sekolah,” harapnya.
“Memang faktor terbesar kemarin itu adalah Covid-19, Ini akan kita jadikan evaluasi dan motivasi kedepan,” tandasnya.
Reporter : Sandri Mooduto