
PROSESNEWS.ID – Pohon langka dengan nama lokal Gorontalo malahengo kini terancam punah. Pohon endemik Gorontalo ini banyak digunakan untuk keperluan bahan bangunan.
Agar tidak punah, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Provinsi Gorontalo telah melakukan persemaian dan pembibitan pohon malahengo.
“Malahengo adalah tanaman endemik Gorontalo, sekarang ini semakin punah,” kata Manajer Persemaian Wajer Tontoiyo, Rabu (26/1).
Pohon langka dengan nama lokal Gorontalo malahengo kini terancam punah. Pohon endemik Gorontalo ini banyak digunakan untuk keperluan bahan bangunan.
Agar tidak punah, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Provinsi Gorontalo telah melakukan persemaian dan pembibitan pohon malahengo.
“Malahengo adalah tanaman endemik Gorontalo, sekarang ini semakin punah,” kata Manajer Persemaian Wajer Tontoiyo, Rabu (26/1).
Malahengo selain digunakan untuk bahan bangunah rumah, menurut Wajer, pohon ini menghasilkan buah yang bentuknya seperti anggur.
Buah malahengo berwarna hitam, serta warna daging merah. Rasanya manis.
“Buah dari pohon malahengo seperti anggurnya Gorontalo,” kata Alimin dari BPDAS dan Hutan Lindung Gorontalo.
BPDAS dan Hutan Lindung Bone Bolango melalui persemaian permanen Toyidito membudidayakan kembali pohon ini agar tidak punah.
Di lokasi persemaian Toyidito terdapat satu pohon Malahengo yang tumbuh besar dan rindang. Di persemaian ini ada berbagai jenis bibit tanaman tahunan dan tanaman buah.
Bibit-bibit berada dalam bedeng dan polibag sesuai dengan jenis. Persemaian terus dilakukan di lokasi ini untuk keperluan penanaman di lahan yang kritis dan lokasi lainnya.
Kepala Balai BPDAS dan Hutan Lindung Bone Bolango Heru Permana mengatakan masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai pohon malahengo, termasuk nama ilmiah tanaman ini.