Pemerintah sedang menyiapkan ekosistem manajemen talenta nasional. Diharapkan ekosistem ini bisa menciptakan talenta-talenta berprestasi dan mampu mengharumkan nama bangsa.
Presiden Joko Widodo pada pidatonya pada 14 Juli 2019 di SICC Sentul berkata, “Kita akan memberikan prioritas kepada pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci Indonesia ke depan. Pemerintah akan mengidentifikasi, akan memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia. Kita akan mengelola talenta-talenta yang hebat, yang bisa membawa negara ini bersaing secara global.”
Seruan Presiden ini segera mendapatkan respons positif dari para pegiat SDM di tanah air. Pihak istana, melalui Kantor Staf Presiden (KSP), mengadakan kajian, diskusi, dan rapat kerja intensif untuk merumuskan kebijakan makro manajemen talenta. Manajemen talenta pun dirumuskan menjadi salah satu strategi dalam prioritas nasional untuk meningkatkan sumber daya manusia produktif dan berdaya saing.
Ada lima langkah penting pengelolaan manajemen talenta nasional, yaitu pemetaan kebutuhan dan persediaan, basis data talenta (talent pool), peningkatan keahlian dan kapasitas, penciptaan ekosistem pendukung, dan pembentukan lembaga.
Pemerintah sedang menyiapkan program manajemen talenta nasional untuk memberi perhatian kepada anak-anak bangsa dengan talenta unggul di sejumlah bidang. Manajemen talenta nasional melalui tahapan tertentu, dari cara merekrut, mempertahankan, mengembangkan bakat, dan secara konsisten memberikan intervensi-intervensi dalam bentuk pengembangan diri dan kehidupannya.
Manajemen talenta nasional, salah satunya, akan berfokus pada bidang riset dan inovasi. Dalam bidang ini, pemerintah menargetkan peningkatan rasio sumber daya manusia per satu juta penduduk yang mendapatkan pengakuan dari dunia internasional di bidang tersebut.
“Sekarang kita belum punya angka, mudah-mudahan kita bisa dapatkan berapa orang dari 260 juta ini yang benar-benar mencapai suatu prestasi internasional dengan ukuran-ukurannya. Misalnya, kita bisa memenangkan nobel, memenangkan Lasker Award, Wolf Prize, dan berbagai penghargaan yang menjadi sebuah rekognisi internasional atas sebuah bangsa,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, yang memberikan keterangan bersama dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, 30 Maret 2021.
Bidang lainnya ialah seni dan budaya. Pada bidang itu sudah banyak karya dan tokoh bangsa yang memiliki pengakuan internasional. Di bidang musik, misalnya, beberapa musisi Indonesia yang sangat bertalenta diketahui telah mengharumkan nama bangsa.
Selain itu di bidang olahraga, pemerintah menginginkan lahirnya “Zohri-Zohri” (atlet atletik) baru di berbagai cabang yang mampu berprestasi di tingkat dunia. Di bidang olahraga ini, terdapat 14 cabang olahraga yang akan menjadi tumpuan pemerintah.
“Outstanding people ini harus kita scrutinize, kita scouting, kita lihat sedemikian rupa mereka ada di mana. Cara-caranya bisa dengan macam-macam, kita bisa melakukan perlombaan, melakukan berbagai kompetisi yang pernah sudah dilakukan apakah di tingkat sekolah, di tingkat provinsi, daerah, sampai di tingkat nasional,” ujar Suharso.
Melalui MTN ini, ujar Suharso, diharapkan tak hanya dapat menciptakan talenta-talenta yang dapat menorehkan prestasi dan berkontribusi dalam mengharumkan nama bangsa tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para talenta tersebut. “Yang penting adalah konsistensi kehadiran negara terhadap mereka. Jadi mereka tentu ingin mendapatkan jaminan di hari tua, mereka mendapatkan penghargaan dari negara,” ujarnya.
Dengan adanya MTN, imbuh Kepala Bappenas, diharapkan para talenta Indonesia tersebut, misalnya, seniman dan olahragawan, memperoleh penghidupan yang layak hingga masa pascausia produktifnya.
Nantinya manajemen talenta nasional akan berupaya menyaring bakat dan potensi anak-anak muda Indonesia di tiga bidang tersebut. Selanjutnya, pemerintah juga akan secara konsisten melakukan pembinaan serta memperhatikan kesejahteraan mereka.
Terdapat tiga alternatif yang diajukan terkait dengan kelembagaan dari manajemen talenta nasional ini yang akan diputuskan kemudian. Ketiganya ialah struktur organisasi berupa gugus tugas, struktur independen dengan kelembagaan tersendiri, atau menempatkannya pada kelembagaan atau kementerian yang akan dioptimalisasi.
Selain itu, desain besar dari manajemen talenta nasional ini disebutnya telah siap beserta rencana peraturan presiden yang juga sudah disiapkan. “Secara utuh grand design sebenarnya sudah jadi. Rencana perpresnya juga sudah jadi. Tinggal menunggu gongnya dalam tempo yang tidak terlalu lama. Manajemen talenta nasional ini mudah-mudahan bisa segera dioperasionalkan,” kata Moeldoko.
Penulis : Eri Sutrisno Redaktur : Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari