PROSESNEWS.ID – Tak lengkap rasanya bila ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), tak menyempatkan waktu berkunjung ke Monumen bersejarah satu ini. Namanya Tugu Perdamaian Nosarara Nosabatutu.
Informasi dihimpun Prosesnews.id, monumen yang terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore ini, dibangun pada rentang 1998-2000 sebagai simbol persatuan dan perdamaian masyarakat Sulteng pasca konflik komunal yang terjadi di Poso.
Nosarara Nosabatutu sendiri berasal dari bahasa Suku Kaili, penduduk asli Sulteng. Artinya, “Kita Bersaudara, Kita Bersatu”. Semboyan ini merupakan pemersatu bagi keberagaman masyarakat Sulteng yang terdiri dari berbagai suku dan agama.
Di tempat ini ada sebuah Gong Perdamaian Nusantara yang berwarna kuning keemasan berdiameter 2 meter dan berat 180 kilogram. Menggambarkan peta Indonesia di bagian tengah, serta simbol perdamaian dan persaudaraan 5 agama di Indonesia.
Yakni, Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu pada bagian lingkaran kedua. Sedangkan pada lingkaran ketiga merupakan lambang 33 Provinsi di Indonesia serta paling luar mencantumkan logo dan nama Kabupaten/Kota di Indonesia.
Perjalanan menuju monumen ini bisa ditempuh menggunakan kenderaan roda dua maupun empat. Dari Pusat Kota Palu, anda hanya akan menghabiskan waktu sekitar 25 menit sudah bisa tiba pada puncaknya.
Dalam perjalanan, pelancong juga akan menyaksikan bukit-bukit di sekitar monumen Nosarara Nosabatutu yang begitu indah, tapi disarankan untuk tetap berhati-hati jika saat berkendara menuju puncak tugu perdamaian.
Nah, jika sudah berada di puncak jangan lewatkan untuk berswafoto, sebab suasananya cukup bagus. Teluk Palu dan Bangunan-bangunan di bawah juga bisa terlihat jelas. Pemandangan di sini mesti diabadikan dalam album foto kenangan.
“Kami masuk membayar Rp 10 ribu per kepala bagi orang Dewasa, dan anak-anak hanya Rp 5 ribu, di sini cocok untuk mengisi liburan, kawasannya yang bersih membuat para pengunjung jadi nyaman dan betah di sini,”tutur salah seorang pengunjung bernama Firna Novianti.
Darwin Rahman, salah seorang pengunjung berasal dari Provinsi Gorontalo juga mengaku senang berada di Monumen Nosara Nosabatutu. Ia menuturkan tempatnya cukup bersih, sejuk dan bahkan tesedia bangunan musala untuk umat muslim.
“Kebetulan saya belum menunaikan salat ashar waktu ke sana, tapi Alhamdulillah di kawasan monumen terdapat musala. Sehingga saya tunaikan kewajiban di sana, airnya dingin dan segar pula,”imbuhnya menandaskan.