PROSESNEWS.ID, Buton Tengah – Pemerintah Daerah (Pemda) Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar upacara Hari Kebangkitan Bangsa (Harkitnas) ke-116 dipelataran kantor sekretariat daerah, Senin (20/05/2024).
Dalam upacara tersebut, Asisten I, Ahmad Sabir bertindak selaku inspektur upacara dengan dihadiri oleh seluruh pejabat teras lingkup pemda Buteng.
Melalui kesempatan itu, Ahmad Sabir dalam amanatnya saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang mengusung tema ‘Kebangkitam Kedua Menuju Indonesia Emas’ mengatakan bahwa hari-hari ini kemajuan teknologi sangat melesat cepat.
“Hari hari ini hingga dua dekade kedepan merupakan moment krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua,” kata Ahmad Sabir dalam amanatnya.
Refleksi atas pilihan tersebut, lanjut Ahmad Sabir, dengan ‘berkunjung kembali’ kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia sebagaimana sejarah membentuk kebangsaan kita.
Kata dia, sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya, juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata. Tetapi pada percakapan secara terus menerus tentang kemajuan, kemanusian dan kesejahteraan.
“Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu, namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yakni pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban,” terangnya.
Menurutnya, embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan dari kaum muda yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya.
“Hari ini kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan pada pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru,” ulasnya.
Terlebih, Indonesia saat ini memiliki bonus demografi yang mesti dimanfaatkan untuk dikelola dengan baik. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi teknologi digital.
Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5% dari total populasi. Hal itu diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada tahun 2030.
“Potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle income-trap,” jelasnya.
“Dititik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita menjadi modal dasar menuju ‘Indonesia emas 2045’,” tutup Sabir (Adv).
Reporter: Arwin