PROSESNEWS.ID, Marisa – Wakil Ketua Komisi II DPRD Pohuwato, Abdullah Diko, selalu memiliki ciri khas dalam setiap pelaksanaan reses yang dilakukan guna menyerap aspirasi masyarakat.
Bila sebelumnya, pada reses tahun ketiga, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menggelar reses dengan menghadirkan pegiat manol atau ojek di Kecamatan Taluditi, pada reses keempat tahun ini dirinya menghadirkan ibu-ibu pelaku UMKM di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan.
Menariknya, tidak hanya mendengarkan aspirasi ibu rumah tangga pelaku UMKM, Diko sapaan akrabnya, juga menghadirkan Praktisi Digital marketing Alvian Nangili bersama sejumlah mentor di platform Rilis untuk berbagai ilmu pemasaran produk kepada ibu rumah tangga pelaku UMKM tersebut. Sabtu,4 Maret 2023, di Balai Latihan Kerja Yayasan Salafiyah Safi’iyah.
Pada reses itu juga dihadiri OPD terkait, Bhabinsa, Dewan Guru Safiyah Salafiyah, Pemerintah Desa Banuroja dan Masyarakat pelaku UMKM.
Upaya itu kata Diko, ia lakukan untuk memberikan nilai lebih terhadap pelaksanaan reses oleh anggota DPRD. Sebab sejauh ini pelaksanaan reses menurut dia bukanlah hal baru yang diikuti masyarakat untuk menyampaikan berbagai aspirasi.
“Sehingganya saya ingin ada yang beda dengan pelaksanaan reses. Saya ingin melalui reses ini bisa memfasilitasi tumbuhnya UMKM di Desa Banuroja dan sekitarnya. Serta mendorong pelaku UMKM memanfaatkan digital dalam proses pemasaran produknya,” ungkap Diko
Apalagi Diko menyadari bahwa sektor UMKM merupakan sektor yang paling terpuruk akibat pandemi COVID-19. Karena itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Pohuwato ini ingin memberikan spirit kepada pelaku UMKM untuk menggairahkan kembali perekonomian masyarakat.
Sementara itu, Kepada Ibu rumah tangga pelaku UMKM, mentor digital marketing platform Rilis, Iswan Febriyanto Saleh, berbagi pengetahuan untuk memasarkan produk dengan pemasaran digital.
Iswan memaparkan, sebelum membuat produk, Pelaku UMKM terlebih dahulu kata dia harus melihat market atau pasar. Dengan demikian produk yang dihasilkan adalah produk yang benar-benar dibutuhkan oleh pasar.
Iya lantas menggambarkan proses marketing. Di mana, pelaku UMKM kata Iswan harus tahu siapa yang ingin membeli produknya dan siapa yang mau menggunakan produknya.
Seperti makanan kucing, yang membeli makanan kucing terang Iswan adalah pemilik kucing. Namun yang menggunakan makanan kucing tersebut adalah kucing itu sendiri.
Dua poin ini kata Iswan merupakan hal dasar yang harus diketahui pelaku UMKM sebelum memasarkan produknya lewat sosial media.
Ibu-ibu rumah tangga pelaku UMKM ini pun sangat antusias mengikuti pelatihan pemasaran produk yang difasilitasi Abdullah Diko dengan menghadirkan Praktisi Digital marketing Alvian Nangili bersama para mentor di platform Rilis.
Kepada Abdullah Diko, para pelaku UMKM ini juga mengeluhkan modal yang digunakan untuk menghasilkan produk UMKM.
Seiring dengan hal itu, pelaku UMKM ini berharap penyertaan modal dari Pemerintah Daerah untuk mengembangkan usahanya.
Menanggapi hal itu, Abdullah Diko menyampaikan bahwa belakangan Pemerintah Daerah tidak menyiapkan modal dalam bentuk uang untuk menyokong usaha pelaku UMKM.
“Namun ada intervensi lain, lewat kerjasama dengan pihak perbankan ada yang namanya Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR ini masih kurang diserap dengan baik, padahal ada subsidi Pemerintah di dalamnya,” terang Diko.
Lewat pelatihan UMKM yang diseling dalam pelaksanaan reses ini diharapkan dapat memberikan value dan manfaat kepada masyarakat, terutama kepada ibu rumah tangga pelaku UMKM di desa Banuroja, Randangan.