Oleh : Fanly KatiLi
SEMBOYAN “Torang samua Basudara” tak bisa dihilangkan oleh siapapun, dan hingga kapanpun bagi masyarakat Sulawesi Utara. Meskipun Gorontalo, kini telah menjadi daerah otonom sebagai provinsi sendiri, akan tetapi Slogan tersebut tak bisa terlupakan.
Karna sejarah telah membuktikan, bahwa Slogan yang telah mempersatukan Umat Beragama di Sulut itu, menjadikan Daerah ini mendapat Predikat Ter aman diseluruh Indonesia. Bahkan menduduki peringkat pertama daerah, yang paling Toleran dari semua provinsi, yang ada di negeri ini.
Beredarnya Video penyerangan, serta Pengrusakan Salah satu Mesjid yang terdapat di daerah Minahasa Utara, menjadi Warning tersendiri bagi kita sekalian. Bahwa sampai dengan hari ini masih, ada juga Oknum-oknum yang ingin menjadikan daerah ini, tercoreng dan mau merusak kerukunan antar umat beragama.
Saya yakin ini murni perilaku oknum, secara pribadi yang sengaja ingin merusak image, golongan tertentu. Perbuatan oleh oknum yang merusak Tempat ibadah umat Muslim tersebut, memanglah sangat tidak menggambarkan sikap toleransi antar umat beragama. Olehnya, siapapun dalang dan para pelaku pengrusakan Mesjid itu HARUS ditindak tegas, sesuai dengan aturan Perundang undangan yang ada.
Karena perbuatan tersebut, sangat tidak terpuji bahkan terkutuk. TNI, Polri dan Semua Tokoh-tokoh Agama, harus bersatu untuk mengungkap para pelaku, dan segera menangkap serta diproses secara hukum. Lebih baik kita korbankan, para Oknum-oknum yang merusak, dengan cara segera diadili sesuai perbuatannya. Daripada nanti berpotensi mengorbankan masyarakat, yang dikhawatirkan justru lebih banyak lagi. Jika tidak, masalah ini akan bisa menimbulkan persoalan SARA.
Sikap Intoleran tidak pernah ada, dalam sejarah masyarakat Sulut Gorontalo. Karena sejak dulu daerah ini, selalu menggambarkan sikap toleransi yang begitu besar, tanpa memandang Suku, Ras dan Agama.
Penyerangan Mesjid itu, memang sangat miris terjadi dan telah mencoreng Sikap Toleransi, yang selama ini telah membudaya di masyarakat Sulut.
Namun, meskipun demikian masyarakat diharapkan, untuk tidak mudah terprovokasi dengan adanya tragedi itu. Sebab, hanya mereka oknum sebagian kecil, yang mungkin masih mempunyai sikap primitif seperti itu.
Apapun alasannya sikap Toleransi, antar Umat beragama di Sulut Wajib, di jaga dan abadi selamanya. Saya yakin dan percaya kejadian yang terjadi, di Minut hanyalah kehendak dari mereka-mereka yang hanya ingin, mencoba mencoreng predikat terbaik dari daerah ini.
Olehnya Aparat penegak hukum wajib segera menangkap para pelaku, agar tidak meresahkan warga masyarakat. Slogan Torang Samua Basudara wajib menjadi Tageline, yang tidak bisa dimusnahkan dalam jati diri dan sanubari seluruh Masyarakat Sulawesi Utara.