PROSESNEWS.ID – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan mahasiswa menghadapi kondisi gawat darurat, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melalui Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK), menyelenggarakan pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) dengan pendekatan inovatif berbasis daring.
Pelatihan ini diikuti oleh 66 mahasiswa angkatan ke-2 dan berlangsung selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 Maret 2025. Pelatihan dilakukan secara daring, sebuah format yang mulai menjadi tren baru di dunia pendidikan kesehatan karena fleksibel, efisien, dan tetap efektif.
Menurut Ketua Health Training Center UNG, Dewi Suryaningsi Hiola, S.Kep., Ns., M.Kep., pelatihan BTCLS secara daring bukan hanya solusi adaptif, tetapi juga bentuk transformasi metode pendidikan kesehatan ke arah yang lebih inklusif dan modern.
“Pelatihan ini dirancang sedemikian rupa agar mahasiswa tetap mendapatkan pengalaman belajar yang mendalam dan kontekstual, meskipun dilakukan secara virtual,” ungkap Dewi.
Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa mendapatkan materi teori serta simulasi penanganan kegawatdaruratan medis yang mencakup kasus trauma dan gangguan jantung. Tujuannya adalah membekali mahasiswa dengan respons cepat dan akurat dalam kondisi darurat yang sesungguhnya di lapangan.
Format daring memungkinkan mahasiswa dari berbagai daerah mengakses pelatihan tanpa terkendala jarak, sehingga memperluas jangkauan pendidikan berkualitas di bidang kesehatan.
Pelatihan BTCLS ini juga menjadi bagian dari strategi UNG dalam menciptakan lulusan ners yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga adaptif terhadap tantangan lapangan, termasuk dalam konteks penanganan bencana, kecelakaan, atau situasi kegawatdaruratan lainnya.
“Ini adalah bentuk investasi jangka panjang. Mahasiswa yang dibekali keterampilan ini akan lebih siap memberikan kontribusi nyata di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di kota maupun wilayah terpencil,” tutur Dewi.
Pelatihan BTCLS daring ini diharapkan menjadi model bagi kampus-kampus lain yang ingin tetap menjamin mutu pendidikan kesehatan di era digital dan mobilitas tinggi saat ini.