PROSESNEWS.ID – Saat ini, para petani jagung di Boalemo. Digegerkan dengan kehadiran hama ulat, yang menyerang tanaman jagung mereka. Akibatnya, para petani ini mengalami gagal panen.
Akibat kejadian ini pun, terpaksa para petani itu, juga harus menanam kembali. Demi bertahan, menghidupi keluarga.
Menanggapi hal ini, salah satu Koordinator penyuluh pertanian di Kabupaten Boalemo Syahril Luma S.St, saat dihubungi (28/1/20), mengatakan. Persoalan yang menimpa para petani tersebut, patut dijadikan pembelajaran kedepan.
“Intinya ulat ini, sudah terlanjur mewabah. Tentu kejadian ini menjadi pelajaran buat para petani. Kedepan agar lebih memperhatikan lagi dalam penanganan benih sebelum tanam. Yaitu dengan cara menyeleksi benih, terlebih dahulu,” ketusnya
Menurutnya, tidak semua benih unggul itu benar-benar unggul. Makanya kata dia, agar lebih selektif lagi, dalam menangani benih sebelum tanam. Supaya benih yang ditanam benar-benar berkualitas dan kebal terhadap hama maupun penyakit.
Lebih lanjut kata Syahril, adapun cara untuk menyeleksi bibit tersebut, yaitu dengan merendamnya didalam air. Jika ada yang terapung, maka benih tersebut, dipastikan tidak Produktif atau kosong di dalamnya.
Dia menuturkan, Benih yang tenggelam itu biasanya lebih berisi dan Berkualitas. Tapi, air yang dipakai untuk merendam itu juga sudah dicampur dengan Fungisida.
Fungisida kata Syahri, yaitu sejenis bubuk yang dicampurkan dengan air. Untuk menjadikan benih yang tenggelam tadi berkualitas dan lebih Kebal, dan tahan terhadap Hama maupun Penyakit Tanaman (HPT).
“Nah, bagi petani yang sudah terlanjur kena serangan ulat, dianjurkan untuk memakai Pestisida yang mengandung bahan aktif Emamektin (merk apapun), yang ada pada kemasan. Jadi, jangan asal membeli Pestisida. Harus dibaca sebelum membeli,” ujar Pria yang akrab disapa Om Rully ini
Terakhir, Rully juga menyarankan bagi para petani, kedepan untuk menanam tanaman yang di tumpangsarikan. Yaitu, tanaman jagung dengan tanaman lainnya.
“Contohnya, seperti, cabe, padi ladang, sayur-sayuran, singkong, atau tanaman lainnya yang tidak sejenis dengan Jagung. Harapanya tentu untuk mengurangi serangan hama serentak pada jagung, dan juga agar lebih menambah nilai ekonomi petani.
Rully menambahkan, adapun tata cara tumpangsarinya, yaitu dengan menanam 4 baris tanaman jagung. kemudian kata dia, diselang selingkan (Tumpangsari_red), dengan tanaman lainnya, 2 sampai 4 baris.
Denga begitu tambah Rully, bisa meminimalisir serangan hama serentak tanaman sejenis, dan bisa menambah nilai ekonomi yang bersumber dari berbagai jenis Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Sementara itu Petani asal Kecamatan Paguyaman Pantai Haman Harun, mengaku apabila hanya berharap penambahan pestisida, maka itu sudah tidak mungkin.
Dia mengungkapkan, bahwa tanaman jagung yang ada di paguyaman pantai sudah rata dengan tanah, dan itu sudah menelan anggaran terlalu banyak. Sehingga kata dia, satu-satunya solusi, adalah pemberian bibit kembali pada musim tanam bulan maret mendatang.