
PROSESNEWS.ID – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Limboto memiliki cara yang unik dan efektif dalam membimbing siswa-siswa yang dianggap bermasalah.
Kepala Sekolah (Kepsek) Maryam Ui mengungkapkan bahwa di sekolah yang dipimpinnya tidak ada istilah “anak nakal”. Sebaliknya, siswa-siswa tersebut dipandang sebagai anak-anak yang unik.
Menurut Maryam, dengan keunikan yang dimiliki, para siswa tersebut membutuhkan edukasi dan pendekatan yang berbeda.
“Kami tidak menyebut mereka anak nakal, tapi anak-anak unik. Mereka punya potensi besar, hanya saja belum ketemu dengan cara bimbingan yang tepat,” jelas Maryam.
Lebih lanjut, Maryam mengatakan bahwa dalam memberikan edukasi kepada mereka, siswa-siswa tersebut diundang ke ruang kepala sekolah dan diminta menuliskan kisah serta perjalanan hidup mereka selama di rumah.
Dari hasil asesmen, ditemukan 14 siswa yang masuk dalam kategori anak unik dan kini mendapat pendampingan khusus dari pihak sekolah.
Pendekatan ini juga melibatkan orang tua melalui kegiatan “Orang Tua Belajar di Sekolah” yang rutin digelar setiap semester. Tujuannya agar orang tua lebih memahami pola mendidik yang efektif serta dapat menjadi teladan bagi anak-anak mereka.
Anak-anak unik tersebut adalah mereka yang kerap datang terlambat, bolos, melompat pagar, hingga merokok di lingkungan sekolah. Alih-alih diberi sanksi keras, pihak sekolah justru menugaskan mereka menjadi tim penyuluh bahaya merokok setiap Jumat Berkah.
“Kami ingin mereka belajar dari pengalaman. Dengan menjadi penyuluh, mereka paham bahwa merokok bukan hal yang membanggakan, tapi kebiasaan yang perlu mereka ubah,” tambahnya.
Langkah tersebut menjadi bagian dari program regulasi diri siswa, di mana sekolah melakukan asesmen untuk memahami akar penyebab perilaku yang muncul.














