
PROSESNEWS.ID – Subdirektorat Tindak Pidana Tertentu (Subdit Tipiter) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Gorontalo merampungkan penyidikan kasus dugaan Pertambangan Tanpa Izin (PETI) dan melimpahkannya ke Kejaksaan Tinggi Gorontalo pada Senin (8/12/2025).
Kasus penambangan emas ilegal tersebut berlokasi di Dusun Sembati, Desa Dulupi, Kabupaten Boalemo. Perkara kini memasuki Tahap II, dan penyidik menetapkan tiga orang sebagai tersangka.
Paur Penmas Bidang Humas Polda Gorontalo, Iswan Hinelo mengungkapkan, dalam perkara ini polisi menyita sejumlah barang bukti dari lokasi tambang ilegal tersebut.
“Kami sita 1 unit Excavator, kemudian mesin Dompeng dan alat-alat tambang lainnya,” ujarnya saat diwawancarai, Senin (8/12/2025).
Menurut penyidik, para tersangka merupakan pemilik dan pengelola lahan pribadi yang digunakan untuk menggali mineral logam berupa emas dengan bantuan alat berat, tanpa dilengkapi izin resmi dari pemerintah.
Aktivitas ilegal tersebut diketahui telah berlangsung kurang lebih satu bulan, sebelum akhirnya terungkap berdasarkan laporan warga yang merasa terganggu oleh kegiatan pertambangan itu.
Ketiga tersangka masing-masing berinisial:
- NP: pemilik lahan sekaligus pemodal dan pengelola tambang
- AP: pekerja tambang
- IP: operator alat berat
Para tersangka dijerat Pasal 158 jo. Pasal 35 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Ancaman hukuman maksimal yakni lima tahun penjara dan denda hingga Rp100 miliar.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa penindakan ini dilakukan mengingat aktivitas tambang ilegal tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran sumber air, perusakan lahan pertanian, hingga risiko kesehatan bagi masyarakat di sekitar lokasi.
Reporter: Sandri Mooduto









