Oleh : Man Muhammad
SETELAH di tetapkan menjadi Plt. Bupati Boalemo, melalui Surat Keputusan (SK) Mendagri Nomor : 131. 75-3846 Tahun 2020 dengan menggantikan posisi Darwis Moridu yang dinonaktifkan sebagai Bupati setelah di vonis bersalah Pengadilan Negeri (PN) Gorontalo 6 bulan kurungan badan, karena terbukti dan meyakinkan hakim. Darwis Moridu di jatuhi hukuman tepatnya pada tanggal 13 November 2020.
Singkat cerita, setelah menjabat sebagai Plt. Bupati Boalemo Anas Jusuf, mulai memperlihatkan kinerja cerdas dan cekatan lewat kebijakan-kebijakan ‘kontroversialnya’. Salah satunya, mengembalikan posisi jabatan-jabatan strategis dalam Pemerintahan Kabupaten Boalemo kepada mereka-mereka yang berkompeten di bidangnya, yang di non-job di masa kepemimpinan Darwis Moridu.
Ya, dialah Anas Jusuf. Nama yang begitu familiar di kalangan masyarakat Boalemo. Mantan wakil Bupati yang kini naik tahta menjadi Bupati Boalemo. Tapi, sebelum mengulas lebih jauh tentang Anas Jusuf, saya ingin memulainya dengan mengutip perkataan salah satu pemuda progresif Boalemo, Neffly Supu; “Tidak perlu promosi seberapa hebat tentang kita, biarkan karya kita yang memperkenalkannya.” Paling tidak, kalimat ini yang membuat saya terpancing untuk mengutak-ngatik siapa Anas Jusuf.
Pertama, dalam setahun pemerintahan Damai-Bertasbih, pernah tersiar kabar yang begitu umum di telinga masyarakat Boalemo, di mana dalam kabar tersebut bahwa ada ‘keretakan’ hubungan antara Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Sebagai putra Boalemo yang baru pulang dari perantauan dan masih tidak terlalu paham dengan dinamika politik yang ada di Boalemo, saya pun merasa biasa-biasa saja. Namun, meskipun dalam ketidakpahaman tersebut, saya terus mengikuti perkembangan politik di Boalemo lewat warung-warung kopi, mendengarkan teman-teman dengan ragam profesi berbagi cerita tentang Boalemo.
Sampai akhirnya, saya menemukan jawaban dari ‘keretakan’ tersebut lewat baliho-baliho yang terpampang sepanjang jalan Boalemo. Entah benar atau tidak jawaban saya, tetapi waktu itu saya melihat di banyak baliho yang ada tidak seperti foto di baliho pada umumnya. Terlihat hanya ada foto Darwis Moridu, sebagai Bupati Boalemo tanpa bersanding dengan foto Anas Jusuf sebagai wakilnya.
Kedua, karena pada saat saya pulang ke Boalemo dan tidak terlalu peduli dengan dinamika politik yang terjadi di Boalemo, juga karena keseringan melihat foto Darwis Moridu di baliho, makanya saya hanya mengenal wajah Bupati. Perihal rupa Anas Jusuf sebagai Wakil Bupati seperti apa, baru saya tahu saat bermain badminton di gedung olahraga (GOR) Boalemo. Itu pun karena kebetulan saat itu saya bermain badminton melawan pak Anas dan tidak sengaja pas nge-smash cock badminton terkena kepala pak Anas. Nanti setelah pak Anas pulang, saya diberitahu salah seorang kawan bahwa yang tadi kena smash saya adalah Wakil Bupati. Jangkriiiiikkkkkkk
Ketiga, setelah mulai melek dengan politik di Boalemo, bisa dikatakan sangat jarang saya menemukan berita-berita yang dimuat oleh banyaknya media online yang bertebaran di Boalemo yang berkaitan dengan Anas Jusuf. Bahkan, bisa dikatakan hampir tidak pernah –semoga saja saya salah masalah ini. Semua berita yang disajikan rata-rata memuat tentang Bupati Boalemo.
Baik itu perihal jadwal kerja bupati, masalah pantai ratu dengan segala kerumitannya, sumbangan ke masjid-masjid, apel pagi, pertemuan di pendopo, bantuan menggunakan uang pribadi bupati, dan lain sebagainya. Intinya, yaa semacam laporan seremonial atau laporan kerja harian yang disajikan dalam bentuk berita –lagi-lagi saya berharap semoga saya salah dalam hal ini.
Keempat, saat ini resmi sudah Anas Jusuf menjabat sebagai Plt. Bupati. Kehadiran Anas di tengah-tengah masyarakat Boalemo sebagai orang nomor satu, pastinya menimbulkan pro dan kontra. Ditambah lagi dengan ‘manuver’ kebijakan yang dia lakukan di awal kepemimpinannya sebagai Plt. Bupati seperti ‘ledakan bom’ yang tak terduga.
Cibiran dan dukungan tidak perlu ditanyakan. Pada intinya, sebagai Putra asli Boalemo, saya tetap menaruh harapan besar di sisa pemerintahan Damai yang berada di bawah kepemimpinan Anas Jusuf, bisa memberikan Boalemo hadiah perubahan ke arah yang lebih baik. Ya, paling tidak sosok santun seperti Anas Jusuf dapat menjadi “amin” masyarakat masyarakat Boalemo, yang disemogakan untuk Boalemo yang lebih berkeadaban. (**)