PROSESNEWS.ID – Kapal tongkang pengangkut ore nikel karam sekitar 200 meter dari bibir Pantai Batugong, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, sekitar dua pekan lalu. Usai lambung tongkang bocor dihantam ombak, tumpahan ore nikel masuk ke dalam laut, menyebabkan perairan di sekitarnya berubah warna menjadi kemerah-merahan.
Jika dilihat dari foto udara, tongkang karam memuntahkan muatannya ke dalam laut sekitar pantai. Berukuran sekitar 4000 metrik ton ore nikel (tanah mengandung bijih nikel), pihak berwenang kesulitan mengevakuasi hingga Minggu (17/7/2021).
Menurut warga sekitar, Ihram, awalnya tongkang parkir diluar wilayah pantai. Namun, beberapa hari terseret arus laut, perlahan tongkang masuk ke dalam area pantai wisata.
“Dia awalnya jauh dari pantai, tapi makin hari makin dekat karena arus cukup kuat,” ujar Irham.
Dia menyebut, sempat warga Lalonggasumeeto Konawe dan pengunjung menjadikan kondisi tongkang sebagai tontonan. Selain itu, pengunjung kadang berusaha berenang melawan ombak yang cukup besar, menuju kapal tongkang karam.
Kapolsek Lalonggasumeeto, Iptu Kartini membenarkan saat dikonfirmasi soal keberadaan tongkang. Dia menyebut, awalnya tongkang ini berada di wilayah Polsek Bondoala, Kabupaten Konawe.
“Tapi, dia terseret jauh karena ombak sampai wilayah kami ini sampai sekitar 200 meter lebih dari bibir pantai,” ujarnya dilansir Liputan6.com.
Hingga saat ini, kapal tongkang masih terparkir di wilayah pantai Batu Gong, Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Pihak perusahaan bernama sudah berusaha menarik keluar pantai, namun hanya membuat tongkang sedikit bergeser.
Kapolsek Lalonggasumeeto, Iptu Kartini, menyatakan sudah memanggil dan meminta keterangan perusahaan yang berkaitan dengan karamnya tongkang di wilayah hukum mereka. Kartini mengungkapkan, tongkang ini awalnya tenggelam di wilayah Polsek Bondoala.
“Namun karena gelombang laut cukup kuat, mampu menyeret kapal hingga bermil-mil dan masuk di wilayah hukum kami,” ungkap Kartini.
Dia juga mengatakan, berupaya membantu Basarnas dan menurunkan 11 personil di lokasi kejadian. Namun, salah satu halangannya air laut keruh karena tumpahan nikel.
“Diduga dua korban memang berada di sekitar tongkang yang karam, namun kami tak bisa banyak bergerak jauh karena kondisi air laut keruh,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pihak perusahaan yang berhubungan dengan kapal, sudah mendatangkan penyelam ikut mencari korban tenggelam. Mereka juga mendatangkan teknisi untuk memperbaiki kapal.
“Namun, hanya bergerak sedikit saja, belum bergerak jauh,” ujarnya saat dihubungi pekan lalu via telepon seluler.
Dia menjelelaskan, kondisi tongkang sudah bocor karena dihantam ombak. Sehingga, air laut masuk ke dalam kapal dan membawa keluar material ore nikel ke dalam laut.
Diketahui, kapal tongkang bernama Putra Mahdar ini, awalnya berlabuh di sekitar perairan Kecamatan Bondoala. Kapal sudah melakukan pemuatan ore nikel di wilayah Konawe Utara.
Saat hendak menunggu antrian masuk membongkar di PT VDNI, kapal ini ternyata dihantam ombak hingga karam di pantai. Diketahui, pemilik kapal tongkang yakni PT PBB dan di operasikan oleh PT GTI.
Salah seorang pihak yang ditunjuk perusahaan, Boni dikonfirmasi di Polsek Lalonggasumeeto menyatakan, langkah awal yang dilakukan yakni penyedotan lumpur dan air laut di sekitar tongkang.
“Kami juga ikutkan satu orang untuk pencarian dibawah tongkang. namun kami minta dissuport, semacam perahu. Saya juga arahkan, satu orang menyelam ke bawah tongkang dia jalan di sampai di depan tongkang, ada ndak dibawah. Mudah mudahan bisa ketemu semua,” ujarnya.
Dia menyatakan, tetap bertanggungjawab mengevakuasi tongkang. Namun, terlebih dahulu menutup lubang-lubang di tongkang. Jika kapal sudah bisa mengapung, maka akan ditarik.
“Kalau kondisi masih karam baru ditarik, bisa bahaya. Malah jadi bencana karena akan mencemari laut,” ujar Boni.