PROSESNEWS.ID – Pendampingan sosial dengan memberikan penguatan di kalangan masyarakat perlu dilakukan guna mengikis stigma pasien Covid-19.
Independent Pekerja Profesional Indonesia Nurul Eka Hidayat, M.Si mengatakan pendampingan sosial yang dilakukan dengan capacity building secara berjenjang dari level terendah RT, RW, hingga kelurahan/desa.
Pendampingan itu dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis seputar penanganan Covid-19.
“Penguatan dilakukan dengan berjejaring menjadi sekutu-sekutu pelayanan kesehatan. Ini di semua sektor,” ujar Nurul Eka Hidayat dalam talkshow “Penguatan Sistem Sosial Penanganan Penyintas Covid-19” di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta.
Nurul menambahkan sangat penting bagi masyarakat untuk melibatkan diri dalam menangani masalah Covid-19 ini. Keterlibatan orang lokal atau tetangga terdekat jauh lebih baik dalam meningkatkan kesembuhan dan menekan angka penyebaran Covid-19.
“Akan lebih baik yang terlibat itu orang lokal karena memudahkan dari budaya dan bahasanya,” kata Nurul.
Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Urip Purwono, M.Sc, M.S., Ph.D mengatakan stigma selalu muncul manakala ada pandemi seperti Ebola dan Covid-19. Stigma adalah pandangan negatif yang sering tidak mendasar terhadap kelompok atau seseorang yang dianggap berbeda dan lebih rendah.
Stigma orang terkonfirmasi Covid-19 dianggap lebih berbahaya walaupun sudah sembuh yang membuat mereka dijauhi.
“Dengan adanya stigma ada kecenderungan bagi masyarakat untuk menyembunyikan simptom. Ini lebih berbahaya,” ujar Urip Purwono. (Ads)