PROSESNEWS.ID – Kamis (9/4/2020), Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo merilis Program Inovasi Pootuude (penyelarasan).
Hal ini bertujuan, dalam rangka meningkatkan jumlah lulusan siswa SMK yang bekerja di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan mengurangi pengangguran di Gorontalo.
Dalam keterangannya, Kepala Dinas Dikbudpora Provinsi Gorontalo Yosef Koton menjelaskan, Pootuude ini merupakan inovasi baru untuk mewujudkan link and match dalam melakukan penyelarasan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan melaksanakan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri.
Imbuhnya, dari segi bahasa Pootuude merupakan kearifan lokal dalam bahasa Gorontalo yang berarti proses, cara, perbuatan menyelaraskan, penyesuaian dianggap dapat mewakili nama program ini agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
Ia juga mengungkapkan, dalam rapat perdana tim adaptif pootuude, melalui konferensi video mengatakan, pengembangan kurikulum yang tepat sangat menentukan hasil bentuk kurikulum yang tepat pula, sehingga kompetensi yang dimiliki lulusan siswa SMK akan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.
“Saat ini, data bidang teknis P SMK dari 6925 jumlah lulusan SMK tahun 2019 hanya 1517 yang bekerja berada dalam dunia usaha dan dunia industri, 754 kerja mandiri, 2547 melanjutkan dan sisanya 1824 belum bekerja sehingganya perlu adanya penyesuaian kurikulum agar siswa SMK di Gorontalo benar-benar tersertifikasi untuk bekerja,” paparnya.
Lanjutnya, dengan penyelarasan kurikulum ini masyarakat akan lebih yakin menyekolahkan anak-anaknya di sekolah kejuruan.
“Karena setelah lulus dunia usaha dan dunia isndustri yang siap menerima kemampuan lulusan dan diharapkan dapat mengurangi pengangguran siswa SMK,” terangnya. (Ads)