PROSESNEWS.ID, KOTA BLITAR – Siapa sangka, perbaikan trotoar yang berada di Jalan Mawar, Kota Blitar. Hanya menjadi duka bagi keluarga korban Yuliani (45) warga Sukorejo, Kota Blitar. Korban kesehariannya di kenal sebagai penjual bunga Ziarah itu, ditemukan meninggal dalam saluran air, yang sementara di perbaiki Pemerintah Kota Blitar belum lama ini.
Berita Berkaitan : Penjual Bunga Ziarah Ini Ditemukan Tewas Dalam Got
Singakat cerita, korban keluar rumah untuk membereskan jualan bunga Ziarah, yang berada di depan rumahnya. Trotoar yang tak jauh dari rumah korban tiba-tiba ambruk dan membuat korban terseret hingga 500 meter. Akibat dari kejadian itu korban dikabarkan meninggal dunia.
Padahal, seminggu sebelum kejadian itu. Dinas Pekerjaan Umum (PU)Kota Blitar, datang melakukan peninjauan di lokasi pekerjaan perbaikan trotoar, yang tak jauh dari lokasi korban jatuh.
Kepala Dinas PU Kota Blitar melalui Kabid Bina Marga Joko Pratomo, saat dikonfrimasi mengakui jika pihaknya melakukan survey di lokasi trotoar, seminggu sebelum kejadian jatuhnya korban. Dalam survey itu, dilakukan pengamanan area lokasi perbaikan trotoar dan sudah diberikan tali pengamanan. Termasuk, titik lokasi jatuhnya korban.
“Kami tidak menduga akan secepat itu trotoar yang di lokasi jatuhnya korban amblas. Trotoar yang dalam perbaikan itu, di bagian atasnya masih bangunan lama, dan juga perlu perbaikan. Namun kita masih dalam tahap perencanaan dan juga masih menunggu anggaran,” ujarnya. Kamis, (11/12/2021).
Lebih lanjut kata Joko, diduga penyebab lain ambruknya trotoar itu, disebabkan tersumbatnya aliran air karena tumpukan sampah yang menyebabkan abrasi. Sebelumnya, sampah-sampah yang bertaburan di saluran air, sudah di bersihkan. Namun, pihaknya tidak mengira jika trotoar tersebut secepat itu ambruk.
Insiden kejadian itu, membuat banyak pihak menyalahkan Pemerintah Kota Blitar. Namun, Dinas PU Kota Blitar, melalui Kabid Bina Marga menegaskan jika ambruknya trotoar yang menyebabkan korban terjatuh, bukan sebagai tanggungjawabnya.
“Kejadian itu disebabkan bangunan yang memang sudah lama dan terkikis air. Belum lagi, curah hujan yang tinggi yang membuat trotoar tidak mampu menampung debit air yang banyak, hingga menyebabkan ambruknya trotoar. Maka itu bukan tanggungjawab kami,” tegasnya.
Repoter: Achmad Zunaidi