PROSESNEWS.ID, Buton Tengah – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pangan menyelenggarakan gerakan pangan murah dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi daerah.
Operasi pasar tersebut menyasar dua (2) kecamatan yakni, Kecamatan Mawasangka dan Kecamatan Watolo, yang dibuka langsung oleh Pj Bupati Buteng, Kostantinus Bukide.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Kostantinus menyampaikan, kalau gerakan yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan salah satu upaya dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan.
“Sekaligus upaya untuk menjaga inflasi daerah,” ucap Pj Bupati, Kostantinus Bukide, Jum’at (06/09/2024) sore.
Menurut Kostantinus, pangan yang disediakan oleh Pemda Buteng saat ini terbilang cukup terjangkau dibanding dengan harga di pasaran.
“Per 5kg nya itu dijual hanya 58 ribu, sementara mungkin di pasar itu harga bisa di atas 65 rb,” katanya.
“Dengan selisih harga yang signifikan diharapkan dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan pokok kita di rumah,” katanya.
Sehingga, terangnya, dengan gerakan pangan murah tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin walaupun Buteng saat ini harga bahan pokok di pasaran sudah mengalami penurunan atau deflasi.
“Menurut data BPS yang dirilis 26 Agustus lalu, Buteng ini bahan pokok dipasaran itu sudah mengalami deflasi. Semoga itu (deflasi) karena pengaruh gerakan pangan murah,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Plt Kadis Pangan Buteng, H Simuddin, menuturkan kegiatan yang dilaksanakan bersumber dari bantuan anggaran Bank Indonesia.
“Kita masukan proposal ke Bank Indonesia dan alhamdulillah kita dibantu. Hal ini kita lakukan karena anggaran kami itu sudah habis,” kata Simuddin.
Simuddin berharap, dengan gerakan pangan murah masyarakat bisa terbantukan utamanya dalam akses pangan murah.
Diketahui, pemda Buteng menggelar gerakan pangan murah di Kecamatan Mawasangka. Gerakan tersebut menyediakan sejumlah kebutuhan pokok rumah tangga yang terjangkau, mulai dari beras, minyak goreng, bawang merah, telur dan gula pasir.
Reporter: Arwin