PROSESNEWS.ID – Sudah hampir tiga pekan terakhir ini petani sawah di Provinsi Gorontalo mengeluhkan adanya penurunan harga beras. Hal ini tidak hanya membuat petani tersebut merugi, namun situasi ini juga membuat pedagang yang menjual beras ikut terkena imbasnya.
Seperti hanya yang dikatakan Mahmud R. Pakaya. Petani ini mengaku, tidak tau lagi mau menjual hasil panennya ke mana. Sebab, rata-rata para pengepul mengambilnya dengan harga yang tidak wajar.
“Hasil panen kami diambil dengan harga rendah. Yah mungkin kalau dijual, kami tidak mendapat keuntungan, hanya habis untuk kembalikan modal saja,” kata Mahmud.
“Dilema juga, mau dijual rugi rugi, tidak dijual kami harus membayar upah pekerja,” ujarnya.
Hingga kini, mereka tinggal pasrah dengan keadaan dan berharap kepada pemerintah agar mencarikan solusi terbaik sehingga harga beras mereka bisa normal kembali. Petani menduga bahwa turunnya harga ini akibat masuknya beras dari luar Gorontalo.
“Kami sudah datangi DPRD dan meminta solusi, mudah-mudahan akan segera ditindak lanjuti,” ia menandaskan.
DPRD Telusuri Turunnya Harga Beras
Menerima laporan tersebut, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo mendatangi dua lokasi tempat pengepul beras di Gorontalo. Alhasil DPRD mendapati bahwa turunya harga beras diakibatkan oleh banyaknya beras impor yang masuk.
“Menurun memang, karena banyak beras yang diimpor dari daerah lain dengan harga yang lebih murah,” kata Ketua Komisi II DPRD Gorontalo Espin Tulie.
Espin mengaku, para pedagang lebih memilih beras dari luar karena cenderung murah. Padahal beras yang ada di Provinsi Gorontalo, tidak kalah bagusnya dengan beras yang dari daerah lain.
“Beras Provinsi Gorontalo ini malah lebih bagus dan enak rasanya ketimbang beras yang dari luar,” ujarnya.
“Dilema petani ini akan kami carikan solusi. Kami akan segera memanggil pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Perindag agar masalah ini tidak berlarut-larut,” ia menandaskan.