
PROSESNEWS.ID – Fluktuasi angka tengkes (stunting) di Provinsi Gorontalo menjadi perhatian serius Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo di Manna Cafe dan Resto, Selasa (2/12/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Idah menegaskan bahwa perubahan naik-turun prevalensi stunting harus ditangani dengan kerja yang serius, terukur, dan melibatkan kolaborasi seluruh pihak mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa dan kelurahan.
“Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Penanganannya membutuhkan intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung serta intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung,” ujar Idah dalam sambutannya.
Wagub kemudian menguraikan tren prevalensi stunting di Gorontalo yang menunjukkan fluktuasi cukup signifikan. Berdasarkan SSGI 2021, prevalensi tengkes berada di angka 29 persen, kemudian menurun menjadi 23,8 persen pada 2022.
Angka itu kembali naik menjadi 26,9 persen pada 2023 sesuai Survei Kesehatan Indonesia (SKI), lalu turun lagi menjadi 23,8 persen pada 2024. Meski mengalami penurunan, capaian tersebut masih jauh dari target nasional 14 persen sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
“Melihat tren ini, seluruh perangkat daerah dan masyarakat baik provinsi maupun kabupaten/kota harus bekerja lebih keras. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Gorontalo harus menjadi garda terdepan dalam mengkaji, merumuskan, dan menetapkan arah kebijakan penurunan stunting,” tegasnya.
Idah juga menekankan pentingnya perhatian pada kelompok sasaran seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta anak usia 0–59 bulan.
Upaya ini sejalan dengan program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan memutus mata rantai stunting.
“Program MBG harus benar-benar dimanfaatkan untuk melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” katanya.
Menutup sambutannya, Wagub mengingatkan remaja putri untuk rutin mengonsumsi vitamin dan menjaga asupan gizi guna mencegah anemia, yang dapat berkontribusi pada lahirnya anak stunting.
Rakortek tersebut diikuti oleh 60 peserta dari lintas program dan lintas sektor TPPS, baik dari Dinas Kesehatan, Bapppeda maupun BKKBN. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan diskusi sebagai sarana penyampaian materi dan penyelarasan strategi.













