PROSESNEWS.ID – Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo mengaku siap bertanggung jawab atas pembebasan lahan, jika Masjid raya atau Islamic Center dibangun di wilayah Kabupaten Gorontalo.
“Saya pemerintah daerah, pembebasan lahan saya tanggung jawab. Saya siap,” aku Nelson saat diwawancarai awak media belum lama ini.
Bupati Gorontalo dua periode ini tak menampik bahwa dirinya sangat berharap pembangunan Masjid raya tidak hanya menjadi wacana terus. Sebabnya, sejak menjadi daerah otonomi baru (DOB) pada tahun 2000 silam, Gorontalo belum kunjung memiliki Masjid raya provinsi.
“Saya berharap jangan hanya wacana terus. Gorontalo (hampir) 23 tahun Gorontalo menjadi provinsi, (disebut) Serambi Madinah, (penduduk) muslim banyak, tapi kita belum punya Masjid raya. Ini lambang, ini aura, jangan berpolemik terus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia menuturkan soal rekomendasi lokasi pembangunan Islamic Center. Dalam kegiatan seminar yang dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Gorontalo, setidaknya ada tiga tempat yang bisa jadi pertimbangan.
“Ada di Kota Gorontalo, ada di Kabupaten Gorontalo, juga ada di Bone Bolango. Nah, yang paling penting itu kesiapannya,” ungkap Ketua DMI Provinsi Gorontalo tersebut.
Berdasarkan survei tim dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), kata Nelson, mereka dominan menyuarakan Islamic Center dibangun di Kabupaten Gorontalo, tepatnya di sekitar kawasan Danau Limboto. Alasannya, tempat ini memiliki keindahan, mudah diakses masyarakat, harga tanah juga lebih murah jika harus dilakukan pembebasan lahan.
“Bisa juga menjadi wisata religi karena tidak begitu jauh dengan (makam) Ju Panggola, Pentadio Resort, pendaratan Bung Karno, sehingga itu akan menjadi tambahan wisata religi kita,” jelasnya.
Berdasarkan survei itu juga, Nelson membeberkan kawasan Danau Limboto cukup layak karena kedalaman tiang pancang bangunan hanya 8 sampai 16 meter. Menurutnya, hal ini bisa membuat anggaran yang dibutuhkan lebih sedikit.
“Apalagi dengan adanya kanal yang akan diselesaikan, maka air akan kurang,” pungkasnya.