PROSESNEWS.ID – Ratusan mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo Rabu, (3/06/2019), menggelar aksi yang berujung ricuh. Akibatnya beberapa fasilitas rusak, seperti kaca jendela yang dilempari oknum mahasiswa dengan batu.
Kericuhan dilatar belakangi, dengan kecurigaan mahasiswa terhadap para pimpinan kampus. Dinilai para pemangku kepentingan di IAIN Sultan Amai Gorontalo tertutup dengan anggaran kemahasiswaan dan beasiswa bidikmisi.
Mahasiswa menuntut keterbukaan kampus terhadap informasi publik. Jumlah anggaran ormawa, transparansi pengelolaan bidik misik serta Dana pionir.
Selan itu juga Percepat pengurusan Tor dan LPJ, Pemberatasan pungli, Aturan potongan pajak, Penjelasan mengenai garis koordinator orgnisasi, Mengefektifkan fasilitas kampus.
Presiden BEM IAIN Sultan Amai Gorontalo Agung Datau, mengatakan jika anggaran untuk Organisasi mahasiswa. Maka tentunya peruntukan dana itu harus untuk mahasiswa. Begitu juga dengan dana bidik misi, pengelolaanya tidak bisa sembarangan dan harus ada transparasi.
“Seperti bidikmisi, biaya pemotongan sampai Rp. 2.400.000, yang disisihkan untuk biaya pendidikan. Namun kenyataanya kegiatan dilaksanakan hanya sekali saja. Itupun pesertanya hanya dari dosen-dosen. Apakah 1 item kegiatan menghabiskan anggaran yang begitu banyak, anggaran lain dikemanakan?,” ujarnya.
Lebih lanjut kata dia, dengan jumlah anggaran yang begitu banyak, kemudian tidak ada transparasi penggunaan keuangan. Maka sangat perlu dipertanyakan pemanfaatannya.
“Kami hanya butuh hak mahasiswa. Dari persoalan transparasi anggaran organisasi kemahasiswaan, dana bidikmisi dan fasilitas kampus, wajib dipenuhi pihak kampus,” tegasnya.
Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasisawaan Mujahid Damopoli, langsung menerima tuntutan para mahasiswa itu. Dengan menggelar pertemuan tertutup antara mahasiswa dengan phak kampus untuk membahas tuntutan mahasiswa. Hingga akhirnya, seluruh aspirasi mahasiswa itu diterima. (Ryn/Fan)