PROSESNEWS.ID – Kasus pelacehan seksual di Kampus IAIN Gorontalo yang melibatkan oknum dosen hingga kini belum menemui titik terang. Pasalnya semenjak korban mencabut kembali laporan di Polres Gorontalo Kota, oknum dosen tidak terlihat lagi terlihat.
Salah seorang Mahasiswa Fakultas Syariah, Adi mengatakan, jika dosen pelaku pelecehan seksual tidak lagi terlihat di lingkungan kampus. Namun, nama dosen tersebut sempat terjadwalkan pada perkuliahan.
“Sudah beberapa hari, sejak perkuliahan dimulai itu dosen tidak lagi terlihat di kampus,” kata Adi.
“Kemarin pas lagi heboh kasus ini, nama dosen itu sempat ada di jadwal Mata Kuliah, tapi sekarang sudah tidak diadakan lagi,” tambahnya.
Adi mengungkapkan, para mahasiswa pun sampai saat ini belum mengetahui siapa yang bersalah. Menurutnya, jika kejadian tersebut dinilai karena ulah mahasiswa yang memberikan celah kepada oknum dosen
“Kami belum dengar informasi yang benar siapa yang bersalah. Kejadian seperti ini akan terjadi tergantung perempuannya jika membuat celah kepada dosen tersebut,” kata Adi.
Bahkan kata Adi, Kepala Jurusan (Kajur) Fakultas Syariah juga pernah mendapatkan chat dari salah seorang mahasiswi. Mahasiswa tersebut mengatakan rela mendapatkan konsekuensi apapun agar nilainya diperbaiki.
“Kemarin juga ada yang hubungi Pak Kajur, karena nilai mata kuliahnya error, dia bilang, pak siat sudah tutup, kira-kira bagaimana? saya siap terima konsekuensi apa saja,” ungkapnya.
“Chat seperti itu yang membuat celah dosen melakukan hal-hal tak terpuji,” ia mendaskan.
Rep: Umar Akor