PROSESNEWS.ID – Suasana ruang pertemuan Perpustakaan Umum HB Yasin terasa berbeda pada Rabu (12/3/25). Puluhan siswa dari berbagai SMA, SMK, dan MA di Gorontalo tampak antusias mengikuti pembekalan lomba resensi buku yang diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Ridwan Hemeto, membuka acara dengan penuh semangat. Ia menjelaskan, pembekalan ini merupakan rangkaian awal sebelum peserta menuangkan gagasan mereka dalam bentuk resensi.
“Hari ini, para siswa dibekali cara menulis resensi yang baik. Dari sini, mereka akan memahami bagaimana menyusun resensi yang kritis dan sistematis sebelum akhirnya dilombakan,” ungkap Ridwan.
Lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga bagian dari upaya meningkatkan budaya literasi di kalangan pelajar. Hanya 50 siswa yang berkesempatan mengikuti kegiatan ini, semuanya berasal dari sekolah-sekolah dengan perpustakaan terakreditasi sebagai bentuk penghargaan atas komitmen mereka dalam mengembangkan minat baca.
Tak hanya itu, ada insentif menarik bagi para pemenang. Panitia menyediakan total hadiah sebesar Rp12 juta untuk juara 1 hingga 3, sebagai bentuk apresiasi bagi mereka yang mampu menghasilkan resensi terbaik.
Untuk menjaga objektivitas penilaian, lomba ini menghadirkan tiga juri yang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Prof. Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd dari unsur akademisi, Raihan Lahidjun, SS dari unsur penulis, dan Wahyuni Wumu, SS dari unsur pegiat literasi.
Menjelang sore, acara ditutup oleh Kepala Bidang Perpustakaan, Syahrudin Porindo. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi juga ruang bagi siapa saja yang haus akan ilmu.
“Perpustakaan hadir untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang ingin menemukan data dan informasi. Tingkat kecakapan literasi yang tinggi hanya bisa dicapai jika budaya membaca terus kita bangun,” pungkasnya.
Dengan pembekalan ini, diharapkan para peserta tidak hanya semakin mencintai membaca, tetapi juga mampu mengolah dan menyampaikan gagasan mereka dalam tulisan yang berbobot. Lomba ini menjadi langkah kecil yang bisa berdampak besar bagi dunia literasi di Gorontalo.