PROSESNEWS.ID – Lima desa di Provinsi Gorontalo yang menjadi lokus Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) diminta tuntas tengkes. Lima desa tersebut tersebar di dua kecamatan yakni Batudaa Pantai dan Randangan yakni Desa Olimoo, Lamu, Tantoyuo, Sari Murni dan Banuroja.
Permintaan tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya saat melepas KKN UGM – UNG di gedung Pascasarjana UNG, Senin (26/5/2023). Ia berharap kontribusi mahasiswa bisa membantu pemerintah untuk menekan tengkes dan kemiskinan ekstrem.
“Ada dua pilot project desa penanganan stunting tapi tidak masuk di KKN ini, kita tambah dengan lima desa ini. Kami akan support dengan berbagai program dari provinsi,” kata Penjagub.
Penjagub meminta lima desa tersebut harus keluar dari tengkes atau zero stunting. Pendataan dari mahasiswa, kepala desa, camat hingga intervensi dari dinas terkait akan diarahkan untuk mencapai target itu.
Penjagub ingin memanfaatkan mahasiswa KKN UGM-UNG untuk pendataan dan pendampingan berkolaborasi dengan pemerintah desa. Selama ini, Pemprov Gorontalo kesulitan mengintervensi tengkes karena data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tidak menyertakan nama dan alamat balita penderita gizi kurang.
“Saya tolong dibantu stuntingnya, karena data 23 persen stunting tidak bye name bye address. Di lima desa nanti saya mohon sekalian dimasukkan untuk pendataan itu nanti program kami support dari provinsi,” imbuhnya.
KKN kolaborasi UGM dan UNG menugaskan 137 mahasiswa masing masing 52 dan 75 mahasiswa. KKN tematik ini mengambil tema “Pengembangan Teluk Tomini” dengan jumlah dosen pendamping lapangan sebanyak 17 orang.