PROSESNEWS.ID – Seorang warga Desa Buhu, Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, bernama Dzakarian Hasan (23) mengaku menjadi korban penganiayaan oleh Kepala Desa (Kades) Buhu, Mohamad Daud Adam. Kejadian itu terjadi pada Rabu malam (03/04) sekitar pukul 22.00 Wita, di kantor desa.
Informasi ini disampaikan langsung oleh ayah korban, Danial Hasan (56), yang mengatakan pemukulan terjadi setelah anaknya menyinggung soal janji bantuan yang tak kunjung terealisasi dari sang kepala desa.
“Jadi saya dijanjikan oleh kades akan diberikan bantuan sapi, terus anak saya dari luar kantor desa bilang ‘Jangan sampai janji palsu’. Sehingga kades keluar lalu memukul anak saya,” jelas Danial saat dimintai keterangan, Jumat (11/04/2025).
Danial menjelaskan, ucapan “janji palsu” tersebut bukan tanpa dasar. Menurutnya, Kades Mohamad Daud sebelumnya juga menjanjikan pembangunan lapangan takraw kepada para pemuda, yang lokasinya berada di samping rumah korban. Namun, hingga kini janji itu belum direalisasikan.
Tidak hanya penganiayaan, Danial juga menyebut keluarganya mendapat ancaman dari sang kepala desa.
“Kami minta maaf, tapi beliau tidak mau, malahan mengeluarkan kata, ‘Kalian kalau ada keperluan silakan urus di desa lain, dan kalian akan dikeluarkan dari bantuan. Bahkan kita bisa bunuh ngo. Silakan melapor’,” tambah Danial.
Sementara itu, Kepala Desa Mohamad Daud Adam saat dikonfirmasi memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut. Menurutnya, pada malam itu ia sedang berusaha menyelesaikan sebuah masalah terkait pencemaran nama baik, di mana ayah korban, Danial Hasan, turut terlibat.
Dalam proses tersebut, ia mengaku menyampaikan niat memberikan bantuan berupa sapi kepada Danial Hasan. Namun, ucapan itu rupanya didengar oleh Dzakarian dari luar ruangan.
“Jadi saya keluar buka pintu, anaknya si Zakaria ini duduk di atas meja dengan kakinya di atas kursi. Karena tidak sopan, saya tegur, tapi dia memperlihatkan sifat melawan, mukanya dihadapkan (menyeleneh) ke saya, sehingga spontan saya tampar dia,” jelasnya.
Ia menambahkan, Zakaria melakukan perlawanan, bahkan sempat memukul wajahnya dua kali. Karena itu, ia kembali melakukan pemukulan terhadap Zakaria, kali ini di bagian perut.
Meski demikian, Mohamad Daud membantah adanya ancaman pembunuhan maupun pemutusan bantuan terhadap keluarga korban.
“Sebodoh-bodonya saya tidak mungkin mengancam membunuh. Kemudian untuk bantuan juga saya tidak pernah bilang akan memutus bantuan. Saya juga kemarin sempat datang ke rumahnya untuk minta maaf, saya khilaf,” pungkasnya.