PROSESNEWS.ID – Kini jagad politik Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Buton Utara (Butur) sedang diramaikan kabar, terpilihnya Bupati Buton Utara Abu Hasan. Sebagai pimpinan DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulawesi Tenggara Periode 2019-2024.
Setelah diterpa berbagai isu miring, terkait eksistensinya di partai moncong putih itu. Kini Abu Hasan membuktikan dirinya. Sebagai nahkoda partai pada kasta tertinggi di daerah.
Dari ketua DPC PDIP Butur, Abu Hasan melaju melewati banyak tokoh dan elite politik PDIP Sultra. Jika direfleksi kembali ke belakang, Abu Hasan telah mengalami metamorfosis politik yang cukup cepat dalam kepompong bernama PDIP.
Tahun 2015 silam Abu Hasan hanya seorang calon Bupati yang diusung oleh PDI-Perjuangan. Karir politiknya di partai ini bermula ketika ia diserahi tanggung jawab sebagai memimpin DPC PDIP Butur setelah dirinya terpilih sebagai Bupati.
Belum cukup lima tahun sebagai bupati, Abu Hasan harus menghadapi kembali perhelatan politik di tubuh partai pada Konfercab Serentak PDIP Sultra tanggal 18 Juli 2019 lalu. Sempat diterpa isu miring dan gesekan internal partai, namun laju Abu Hasan tidak terbendung.
Dia kembali memimpin DPC PDIP Butur secara aklamasi. Tapi yang mengejutkan, di bulan yang sama, Abu Hasan didaulat menjadi ketua DPD PDIP Sultra Periode 2019-2024 menggantikan Ir. Hugua pada Konferda PDIP Sultra, 27 Juli 2019.
Artinya hanya dalam sembilan hari saja. Abu Hasan memenangkan dua perhelatan, perebutan kursi Ketua DPC PDIP Butur dan kursi Ketua DPD PDIP Sultra.
Menariknya, dua kemenangan beruntun ini terjadi menjelang momen Pilkada serentak 2020 dimana Abu Hasan akan kembali bertarung sebagai Bupati petahana.
Sebagai pimpinan DPD PDIP Sultra juga sebagai bupati petahana, Abu Hasan memiliki perangkat politik yang paripurna untuk menghadapi Pilkada 2020.
Jika pada Pilkada 2015, Abu Hasan dicitrakan sebagai calon yang mewakili orang miskin melawan orang kaya, maka pada Pilkada 2020 mendatang Abu Hasan akan tampil sebagai calon yang mewakili elite partai politik.
Abu Hasan kini sudah berbeda, ia telah mengalami metamorfosis politik yang cukup cepat. Kurang dari 5 tahun, ia telah berhasil menjadi elit PDIP pada kasta tertinggi di Sulawesi Tenggara. (**)