
PROSESNEWS.ID – Siapa yang tak menginginkan bantuan ditengah situasi sekarang ini. Meski itu hanya bantuan berupa sembako, tidak sedikit masyarakat yang mengharapkannya.
Berbeda dengan bapak Farid Dukalang (52). Pria duda asal Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, yang hari-harinya berjualan kue ini, justru memilih mengembalikan bantuan sembako ke Pemerintah Desa setempat.
Padahal, Farid hanya berjualan kue setiap hari. Pekerjaan itu ia lakoni sudah sekitar 15 tahun. Pendapatannya pun kadang hanya 100 ribu/hari, kadang juga tak ada, jika pembeli sunyi. Apalagi, disaat sekarang adanya PSBB.
Beragam kue yang dijual pria beranak tiga tersebut. Mulai dari Kue Panada, Bolu, Donat dan lainnya, ia dibantu kedua anak perempuannya yang masih duduk dibangku SMA dan SMP.
Tugas Farid membuat adonan kue, giliran kedua putrinya membawa hasil adonan tersebut, ke Pasar Minggu Tilamuta. Setiap harinya begitu. Alhasil, ketiga anaknya mampu ia sekolahkan.
Bahkan, salah satu anaknya yang paling sulung, saat ini tengah mengenyam pendidikan di salah satu Universitas ternama yang ada di Provinsi Gorontalo.
Saat diwawancarai awak media, Jum’at, (22/05/2020). Farid mengatakan, alasan pengembalian bantuan tersebut, berangkat dari kesadaran dirinya, melihat masih banyak masyarakat lain yang lebih susah dari dirinya.
“Saya tidak tau dari mana asal-usul itu bantuan. Selama ini juga saya tidak pernah tersentuh bantuan. Begitu saya tiba dirumah, saya kaget anak saya bilang ada bantuan sembako dari Desa,” katanya
Hanya berselang beberapa menit, Farid mendatangi Kantor Desa dan mengembalikan bantuan tersebut. Sembari ia menyampaikan permohonan maaf ke Pemerintah Desa, agar bantuan itu diberikan ke masyarakat lain yang lebih tepat.
“Saya sampaikan ke mereka (Aparat Desa), bantuan ini saya terimah dengan ucapan terima kasih. Dan saya titipkan kembali, agar diberikan kepada orang yang lebih susah,” pintanya

Disinggung soal Bantuan Langsung Tunai (BLT), Farid mengaku telah di data oleh Pemerintah Desa. Namun, BLT tersebut tak kunjung datang. Tapi, dirinya tak begitu berharap. sebab menurutnya, masih banyak orang yang harus dibantu. (Majid Rahman)













