PROSESNEWS.ID – Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah untuk menjadi teladan Gerakan Menanam di Pekarangan. Menurutnya, menanam di pekarangan rumah sangat berarti tidak saja untuk kebutuhan harian keluarga tapi juga untuk menekan inflasi di daerah.
Baca juga : Pemprov Perkuat Produktivitas Cabai Rawit Pasca Panen
“Rakyat itu akan ikut jika ASN berada di depan. Jadi ada yang diteladani. Apalagi kalau kepala desa dan camat ikut difungsikan. Saat ini camat dan kepala desa pusing dengan proyek, dana desa dan sebagainya,” terang Idris saat memimpin Hight Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Kamis (4/7/2019).
Wagub Idris meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menyusun rencana aksi peningkatan produksi pangan lokal. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah untuk menekan inflasi yang lebih banyak dipengaruhi oleh harga bahan pangan di pasaran.
Semuanya pihak lintas dinas diminta terlibat secara komprehensif untuk menseriusi masalah ketahanan pangan. Termasuk dalam hal penyediaan bibit, penyuluhan, pemberdayaan dan pendampingan masyarakat.
Hal lain yang ia soroti menyangkut rendahnya diversifikasi pangan di tingkat masyarakat. Makanan pokok seperti beras dianggap menjadi pangan pertama dan utama, padahal ada varian lain yang layak dikonsumsi seperti umbi-umbian dan buah-buahan.
Baca juga : Melalui Aplikasi E-Monev, Dinas Pangan Pemrov Maksimalkan Pemanfaatan Teknologi
“Pola makan kita harus kita ubah. Sekarang ini kalau kita di Gorontalo tidak makan nasi, tidak makan namanya. Padahal ada ubi atau ketela yang bisa kita makan. Penting untuk menggalakkan kembali program one day no rice (sehari tanpa nasi), atau kalau perlu kita puasa senin dan kamis,” imbuhnya.
Pada pertemuan tersebut terungkap bahwa tingkat inflasi di Provinsi Gorontalo pada bulan Juni 2019 sebesar 0,30%. Angka itu menurut dibanding inflasi Mei 2019 sebesar 1,64% month to month (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi dari volatile food yakni bawang merah, cabai rawit, dan tomat sayur (Barito). Tomat sayur berkontribusi tertinggi 0,36% mtm dengan inflasi 29,12% mtm. Bawang merah berkontribusi 0,13% dengan inflasi 12,71%, cabai rawit berkontribusi 0,13% inflasi 11,32%. (hms)