Catatan : Sucipto Potabuga, S.IP
SOSIALISASI dan penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Provinsi Gorontalo akhirnya menuai reaksi positif dari berbagai elemen masyarakat di dalamnya. Banyak kalimat unik nan lucu bermunculan seolah masyarakatnya berlomba-lomba memberi kepanjangan dari PSBB.
Ada yang bilang PSBB = Pembagian Sembako Besar Besaran, PSBB = Pokoknya Saya Badiam Badengar, PSBB = Pastikan Selalu Baca Bismillah, PSBB = Pastikan Suami Belum Berubah, PSBB = Persahabatan Selalu Bikin Bahagia dan masih banyak lagi singkatan lainnya.
Namun berbeda dengan Apa yang dituliskan oleh orang dari luar Gorontalo. Bung Katamsi Ginano!?! Dengan Judul “PSBB ” Hulodu”. Kata mereka dia adalah penulis hebat dari Sulut!?! Sehebat tulisannya yang tanpa data dengan narasi yang kocar kacir.
Jika singkatan namanya adalah si – KG, maka sesungguhnya dia hanyalah orang yang sedang “Mang-KG” (udik, kaget) dengan tingkah laku dan kebijakan populis seorang Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Sebab bagaimanapun tingkah pak Gub Rusli, hanya orang Gorontalo yang tau dan itu sudah biasa.
Jika salah, saya mohon agar si pembaca selain si “Mang-KG” Itu, mendoakan saya agar saya tidak berdosa Memberikan Singkatan PSBB (Pompolong Sombong Bo Bodok) untuk dia dalam bahasa Bolmong, karna saya dan dia orang SuLUT yang sama-sama beristri orang Gorontalo.
PSBB (Pompulang Sombong Bo Bodok) jika diartikan dalam bahasa Gorontalo artinya adalah “Mo Hulodu, Sombongiolo”. Dan akhirnya kata “Hulodu” Juga kembali ke dia si “Mang-KG” itu.
Setelah saya perhatikan tulisannya, Ke Huloduan nya yang Pertama bahwa “salah seorang PDP covid-19 tertular dari seorang terapis pijat yang kebetulan “perempuan”, dan menjustis bahwa itu adalah terapis pijat yang jika ketahuan akan berpotensi dihajar istri “(negatif)” Karena dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Kalimat ini sangat mendiskreditkan masyarakat Gorontalo, seolah ada aktivitas “maksiat” di dalamnya. Meskipun bukan perempuam terapisnya, tapi laki-laki.
Ke Huloduannya yang ke dua, adalah “bahwa satu-satunya cluster covid-19 di Gorontalo hanya dari Ijtima Gowa”, padahal ada cluster kalimantan.
Wajar saya berikan Gelar PSBB (Pompolong Sombong Bo Bodok) untuk dia, karena hampir semua Cendekiawan Gorontalo kaget saat membaca tulisannya yang menggunakan tajuk-tajuk sampah, bahwa penanganan covid-19 oleh Gubernur Gorontalo dia anggap paling konyol. Seolah dia adalah masyarakat Gorontalo yang merasakan atau terlibat langsung dalam percepatan penanganan penyebaran covid-19 di Gorontalo.
Dan yang paling menohok adalah ada kata “Hulodu” di dalam tulisannya yang diarahkan langsung ke Rakyat Gorontalo. Itu adalah ke Hulodunnya yang paling fatal. Sungguh kata itu sangat menyinggung dan menyakiti hati Rakyat Gorontalo.
Saya sebagai orang Sulut merasa MALU membaca tulisan si “Mang- KG” yang juga adalah orang Sulut. Menyuguhkan tulisan yang hanya menuai kemarahan banyak orang. Emosi publik melonjak membaca tulisan yang tak berdalil dan tidak sesuai dengan fakta.
Dengan demikian, dia mempertontonkan ke Huloduan nya ke khalayak publik, dengan tambahan tulisannya yang ke dua “tafsir ‘ngeres’ covid-19. Bahkan seolah dia merasa paling hebat bersilat pena dan berani menunjukan jurus “Pompulong” di hadapan penulis-penulis hebat Gorontalo. Padahal Ini bukan hanya soal tafsiran,,tapi ini tentang tulisan yang (sekali lagi) tanpa data dan tidak sesuai fakta, yang dengan seenaknya mengatakan bahwa penanganan civid 19 di gorontalo itu konyol dan “hulodu”. Itu saja…
Entah kenpa dia ikut campur dengan ke Khususan dinamika Politik di Gorontalo!?!
Patutkah kita menduga, si “Mang-KG” itu dibayar berapa sehingga berani mengotak-atik isu populis di Gorontalo!?!
Ataukah dia sudah tidak punya lahan Garapan lagi untuk mengais rezeki halal di SULUT sehingga harus menyambangi Gorontalo?
Wallahualam bissawab..
Oh iya..diakan Pemilik Situs Kronik Mongondow? yang resmi terlapor di Polres Bolmong atas dugaan pencemaran nama baik, menghina salah seorang wartawan dengan kalimat yang kasar..!?!.Sesuai Surat Laporan Polisi Nomor : LP/868/X/2016/SULUT/RES- Bolmong, Tanggal 20 Oktober 2016,(Lihat KOTAMOBAGUPOST.COM)
Jika niatnya dalam tulisan “Hulodu” itu adalah agar Masyarakat Gorontalo meladeninya seperti kasus pelaporan atas situsnya itu, saya yakin masyarakat Gorontalo tidak kurang kerjaan untuk manyahuti tulisan yang levelnya amatiran…Jikapun ada, mereka hanya sekedar mempertegas dan memperjelas siapa yang “Hulodu” sebenarnya..
Sungguh dia tidak layak disebut sebagai penulis, sebutan yang paling pas untuk dia adalah PSBB (Pelawak Srimulat Baru Bangun) yang sedang mencari panggung untuk mempertontonkan tingkah lucunya. Dan dia pasti akan sedih jika adegan lawaknya tidak membuat kita tertawa.
Maaf bung, kamu tidak mencerminkan kebijaksanaan sebagai seorang penulis yang konon didambakan masyarakat Sulut sebagai penulis hebat ?Oduolo. (**)
(Tulisan ini merupakan tanggungjawab sepenuhnya oleh penulis)