Oleh : Dr. Sitti Rachmi Masie, M.Pd
PROSESNEWS.ID – Pagi itu, Selasa, 27 Mei 2025 matahari Gorontalo perlahan menyembul di balik pepohonan, menebarkan cahaya hangat ke halaman Museum Purbakala Provinsi Gorontalo. Udara masih segar, embun pagi belum sepenuhnya menguap dari rerumputan taman yang tertata rapi. Dari kejauhan, terdengar suara riuh kendaraan dan tawa para siswa yang mulai berdatangan dengan seragam rapi dan semangat di wajah mereka.
Suasana penuh semangat dan kebersamaan terasa kuat. Beberapa siswa duduk di tangga museum sambil membuka catatan, ada yang berlatih menjawab soal bersama rekan tim, dan ada pula yang sibuk mengambil dokumentasi dengan latar belakang bangunan museum, serta fitur-fitur klasik dan bersejarah. Aroma kayu tua dari dalam museum perlahan menyeruak ketika pintu dibuka, menambah nuansa khas yang tenang dan penuh nilai sejarah.
Di panggung halaman depan gedung museum, meja-meja peserta sudah tertata rapi. Layar proyektor menyala menampilkan logo lomba, dan deretan kursi untuk penonton mulai dipenuhi guru pendamping serta pengunjung umum. Suara lagu daerah Gorontalo yang diputar lembut menambah suasana sakral dan khidmat, seolah mengingatkan bahwa hari ini adalah pertemuan antara masa kini dan warisan masa lalu. Suasana pagi di museum tidak hanya menggambarkan kesiapan lomba, tetapi juga menunjukkan semangat generasi muda untuk mengenal dan mencintai budayanya. Dalam tiap langkah dan tawa, tersimpan harapan bahwa budaya Gorontalo akan terus hidup di hati anak-anak negeri ini.
Melalui lomba ini, remaja Gorontalo belajar bahwa melestarikan budaya bukanlah tugas orang tua atau pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama yang harus dimulai dari sekarang. Dengan semangat dan cinta terhadap budaya lokal, remaja akan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam identitas dan karakter budaya. Mereka yang aktif dan antusias dalam kegiatan ini bisa menjadi penggerak di sekolah dan lingkungan sekitarnya untuk mengenalkan budaya Gorontalo kepada teman-temannya. Misalnya, dengan membuat vlog edukatif, mengadakan presentasi budaya, atau menyusun pameran kecil tentang adat dan sejarah lokal. Langkah-langkah sederhana ini akan berdampak besar dalam memperkuat posisi budaya Gorontalo di kalangan generasi muda.
Remaja adalah generasi penerus yang memiliki energi, kreativitas, dan semangat belajar tinggi. Ketika mereka dilibatkan secara langsung dalam kegiatan budaya seperti Lomba Cerdas Cermat Museum, maka warisan leluhur tidak hanya dipelajari, tetapi juga dijaga dan dilanjutkan. Budaya bukanlah masa lalu yang usang, tetapi jati diri yang hidup dan relevan jika terus ditanamkan dalam diri generasi muda.
Budaya lokal adalah warisan tak ternilai yang diwariskan oleh para leluhur. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan budayanya sendiri, termasuk Gorontalo yang kaya akan nilai-nilai adat, sejarah, dan seni tradisional. Namun, di era globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini, kekayaan budaya tersebut terancam terkikis jika tidak diperkenalkan dan dijaga oleh generasi muda. Oleh karena itu, partisipasi remaja dalam kegiatan seperti Lomba Cerdas Cermat Museum Gorontalo menjadi langkah penting dalam melestarikan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah.
Museum bukan hanya tempat menyimpan benda-benda kuno, tetapi juga pusat pengetahuan budaya dan sejarah. Di dalam Museum Purbakala Provinsi Gorontalo, terdapat berbagai koleksi yang merekam jejak perjalanan masyarakat Gorontalo dari masa ke masa mulai dari alat tradisional, pakaian adat, hingga peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan lokal. Melalui lomba cerdas cermat yang berbasis materi museum, remaja diajak untuk lebih memahami budaya dan sejarah daerahnya dengan cara yang edukatif dan menyenangkan.