Prosesnews.id
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
Prosesnews.id
No Result
View All Result
Home Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Tahun 2024, Tahun Baper?

Editor by Editor
2 Jan 2024 10:43
in Universitas Negeri Gorontalo
Dr. Funco Tanipu, ST., M.A (Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo)

PROSESNEWS.ID — Memasuki awal tahun 2024, media sosial maupun media elektronik lainnya semakin panas. Apa yang membuat panas? Tentu saja karena ada momentum Pemilu di bulan Februari yang tinggal 1 bulan lagi, dan Pilkada yang akan dilaksanakan pada bulan September tahun ini.

Lalu kenapa disebut tahun baper (bawa perasaan)?. Sebab, apa saja yang membuat iri, membuat panas dan menimbulkan prasangka dalam momentum Pemilu serta Pilkada, akan menjadikan sebagian besar orang menjadi baper.

Mengapa Ada yang Baper?

Lho, emangnya kenapa sampai bisa baper? Bukankah pemilu adalah agenda yang dilalui setiap lima tahun secara reguler? Setiap orang yang diatas 17 tahun kan pasti melewati hal ini?.

Orang menjadi baper karena beberapa hal ; (1). Kalau dia Calon Anggota Legislatif atau Calon Kepala Daerah, dia agak kurang senang dengan pergerakan dengan caleg lainnya dalam satu dapil maupun satu partai. Dia merasa tersaingi dan menganggap yang lain adalah saingan bahkan musuh. (2). Bagi rakyat yang tergabung dalam tim sukses, dia merasa bahwa kerjaan tim sukses lain bisa menghabisinya, bisa mengalahkannnya. Dia pun lalu melakukan segala cara untuk menghabisi sahabat yang dia terjemahkan menjadi lawannya dalam Pemilu atau Pilkada. (3). Bagi pemilih yang sudah ada pilihan, pemilih lain yang tidak sama pilihan dengannya dianggap sebagai bukan sahabat dan bahkan musuh. Hingga kemudian kebencian ini menjadi massif.

Dari hari ke hari, saling menjatuhkan adalah hal yang biasa. Fitnah sangat terasa auranya. Saling meniadakan sangatlah kentara. Hampir semua orang Baper. Sebagian besar melegalkan tindakan kotor untuk memenangkan Pemilu. Seakan cuma itu puncak dari semua agenda bangsa ini.

Jika ini berlangsung secara terus menerus dan berjangkit ke semua kalangan bahkan pada usia milenial. Jangan heran di suatu saat, sejarah 2024 yang tertulis dalam kitab sejarah bangsa ini adalah sejarah fitnah, sejarah baper. Bisa jadi, Pemilu kali ini termasuk Pilkada dan seterusnya akan menjadi lebih beringas, kasar dan hancur-hancuran.

Melawan Kebencian

Baper yang berlebihan hingga tidak terkontrol akan mengerek naluri kebencian. Padahal kebencian itu merusak, menghancurkan, menjauhkan. Tidak ada setetes kebencian yang mendekatkan, mengeratkan, menghangatkan. Kebencian ibarat virus yang mematikan tubuh sehat.

Semakin kebencian diperluas bahkan dimobilisisasi, kebaikan semakin nihil. Bisa jadi kebaikan hanya dalam kata dan mimik wajah, tapi benci dalam nurani.

Akar kebencian berasal dari logika merasa diri, merasa paling benar, paling suci. Bagi yang memiliki stok kebencian yang banyak, ia juga memilik setumpuk anggapan bahwa dirinya manusia yang suci. Padahal kesucian itu anugerah, bukan anggapan. Kebenaran itu tetesan, bukan klaim!

Semakin kebencian digelorakan, semakin ikatan-ikatan akan longgar dan bahkan rusak. Lalu apa ujung dari kebencian? Peniadaan yang lain. Para pengusung kebencian merasa bahwa dirinyalah yang berhak atas dunja ini. Dia menganggap dunia ini adalah akhir bagi dirinya, bukan tempat dirinya berproses.

Dalam situasi yang penuh kebencian, akal sehat apalagi nurani tidak akan bekerja secara baik. Akal sehat dan nurani pasti mati. Produksi kebaikan terhenti. Kesombongan dan “merasa suci” yang dirayakan.

Jangan sampai Pemilu atau Pilkada yang mestinya bisa dijadikan tonggak perayaaan demokrasi, malah menjadi momentum “Hari Raya Kebencian”.

Mungkin, perlu ada momentum atau hari yang diliburkan untuk dikhususkan bagi para pembenci agar ada kesempatan dan ruang untuk mereka merayakan sesuatu yang mereka anggap “normal”. Sekaligus menjadi celah bagi kita untuk mengidentifikasi, menjauhi dan melokalisir mereka.

Lalu apa yang mesti dilakukan dalam situasi yang dirasuki kebencian? Pelaku dan praktisi kebencian mesti memeriksa dirinya secara mendalam, apakah ia layak menjadi pembenci yang suci? Atau dalam dirinya memang penuh kebaikan sehingga ia harus membenci. Tidak ada kebaikan dalam kebencian.

Minimal, dalam situasi penuh kebencian ini, kita menjauhi para pembenci itu, melokalisir gerak-gerik mereka, memikirkan kembali ikatan-ikatan yang telah ada. Kita mesti melawan secara aktif kebencian yang disebarkan. Agar spesies kita tidak punah karena kebencian.

Tags: Awal Tahun 2024Dosen Jurusan SosiologiFakultas Ilmu SosialFunco TanipugorontaloOpini Funco TanipuTahun 2024Tahun BaperUNGUniversitas Negeri Gorontalo
ShareTweetSendSharePin1

Berita Terkait

Prodi Budidaya Perairan FKTP UNG Raih Akreditasi Unggul dari BAN-PT

by Editor
16 Jun 2025
0

PROSESNEWS.ID - Sebuah capaian membanggakan kembali ditorehkan Program Studi (Prodi) S1 Budidaya Perairan yang berada di bawah naungan Fakultas Kelautan...

Oplus_131072

Lari yang Tidak Sekadar Lari

by Editor
14 Jun 2025
0

  Oleh : Dr. Funco Tanipu., ST., M.A (Sosiolog Universitas Negeri Gorontalo) "Tubuh adalah obyek untuk menjual pelbagai hal,  tubuh...

Korban Kebakaran di Limboto Barat Terima Bantuan Pemerintah

by Editor
14 Jun 2025
0

PROSESNEWA.ID - Pemerintah Kabupaten Gorontalo Gerak Cepat Bantu Korban Kebakaran di Limboto Barat Pemerintah Kabupaten Gorontalo menunjukkan kepedulian terhadap warganya...

Me Gacoan Bermasalah, Massa Aksi Datangi DPRD Gorontalo

by Editor
13 Jun 2025
0

PROSESNEWS.ID - Ketua DPRD Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, menerima aksi dari Aliansi Pemuda Peduli Masyarakat Kota Gorontalo yang berlangsung di...

Darmawan Duming Tekankan Putusan MK tentang Penggratisan Biaya Sekolah Harus Dijalankan

by Editor
11 Jun 2025
0

PROSESNEWS.ID - Anggota DPRD Kota Gorontalo, Darmawan Duming, menegaskan, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang penggratisan biaya sekolah harus menjadi acuan...

Load More

Komentar DonkBatalkan balasan

Trending

Universitas Negeri Gorontalo

Tahun 2024, Tahun Baper?

by Editor
2 Jan 2024
0

Dr. Funco Tanipu, ST., M.A (Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo) PROSESNEWS.ID — Memasuki awal tahun 2024,...

Bayar Retribusi Pasar Kini Lebih Praktis, Pemda Gorontalo Terapkan Sistem Non-Tunai

16 Jun 2025

BKPSDM Respons Kritik Mahasiswa Soal PPPK dan Pelayanan RS Boliyohuto

17 Jun 2025
Prosesnews.id

Selang 7 Jam 2020-2021, 3 Unit Rumah di Boalemo Ludes Dilalap Api

1 Jan 2021
2024 - 38

Akademisi FKTP UNG Soroti Pentingnya Pengelolaan Perikanan Tangkap untuk Ketahanan Pangan Gorontalo

14 Jun 2025

Polda Gorontalo Gelar Bakti Kesehatan Sambut Hari Bhayangkara ke-79

16 Jun 2025

TERBARU

Hampir Capai Target, Serapan Gabah Jadi Sinyal Positif Ketahanan Pangan

17 Jun 2025

Wakil Bupati Gorontalo Serahkan Laporan Pertanggungjawaban APBD 2024 ke DPRD

17 Jun 2025

BKPSDM Respons Kritik Mahasiswa Soal PPPK dan Pelayanan RS Boliyohuto

17 Jun 2025

Bayar Retribusi Pasar Kini Lebih Praktis, Pemda Gorontalo Terapkan Sistem Non-Tunai

16 Jun 2025

Polda Gorontalo Gelar Bakti Kesehatan Sambut Hari Bhayangkara ke-79

16 Jun 2025
  • Home
  • Tentang
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prosesnews.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis

© 2024 Prosesnews.id