Prosesnews.id
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
Prosesnews.id
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Menjaga Sempadan Ciliwung

Majid Rahman by Majid Rahman
15 Jun 2021 15:42
in Uncategorized
Warga bermain di aliran Sungai Ciliwung, Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Dari 187 spesies ikan yang hidup di Kali Ciliwung seabad silam, kini tinggal 20 spesien. Namun, kehidupan liar masih tersisa di Ciliwung, pada ekosistem sempadan yang rimbun.

Tiga ekor berang-berang jantan dilepasliarkan di Kali Ciliwung di ruas Grand Depok City, Kota Depok, bertepatan dengan hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2021. Ketiga ekor berang-berang cakar  kecil (Aonyx cinereus) itu semua telah dewasa, dalam kondisi yang sehat setelah menjalani perawatan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Tegal Alur Jakarta. Di Depok diharapkan mereka dapat  menemui jodoh masing-masing.

Dengan segala tekanan dari lingkungannya, Kali Ciliwung masih menyisakan kehidupan liarnya. Tiga ekor berang-berang itu ditangkap oleh warga di antara semak pinggiran Ciliwung. Namun, kemudian diserahkan ke BSDA DKI. Mereka dilepasliarkan di Depok, yang kawasan sempadan sungainya masih rimbun ditumbuhi pepohonan dan belukar, hingga bisa memberikan daya dukung lingkungan untuk kehidupan sejumlah satwa liar.

Mesti dalam jumlah yang terbatas, populasi berang-berang masih sering terlihat di Depok. Berang-berang cakar kecil ini termasuk hewan rentan (vurnerable) pada red list International Union for Conservation of Nature (IUCN), namun belum tergolong hewan yang dilindungi. Dalam status sama, di kawasan ini juga masih sering terlihat biawak dan bulus.

Dari hulunya di di lereng Gunung Gede, Cisarua, Kabupaten Bogor, Kali Ciliwung mengalir berkelak-kelok sepanjang hampir 120 km. Kondisinya memprihatinkan sejak dari hulu. Dengan luas daerah aliran sungai (DAS) seluas 387 km2, dan kontur yang curam, mestinya tersedia kawasan penyangga berupa hutan dan perkebunan seluas 120 km2. Namun, saat ini yang tersisa tinggal sekitar 3.700 ha (37 km2).

Dengan kondisi semacam itu tak heran bila debit air Ciliwung itu meluap-luap di musim hujan dan kerontang di musim kemarau. Kualitas airnya sangat buruk di musim kemarau, karena dijejali oleh sampah di luar takaran. Berbagai macam sampah tertuang di Ciliwung, mulai dari sampah industri, limbah perkebunan-peternakan, dan terutama sampah domestik.

Secara rata-rata tiap hari sungai ini menerima beban sampah organik setara dengan 54,4 ton biological oxygen demand (BOD). Ia memerlukan 54,4 ton oksigen untuk mendekomposisi cemaran itu. Padahal, kapasitas alamiahnya hanya 9,29 ton BOD. Toh, arus banjir yang kerap muncul membantu memindahkan beban itu menghilir jauh ke laut, ke Teluk Jakarta.          

Dengan tekanan besar terhadap daya dukung lingkungannya itu, banyak satwa pandemik (penghuni asli) ekosistem Ciliwung punah. Dalam penelitiannya, dengan mengacu hasil inventarisasi pada 1910, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terungkap bahwa dari 187 jenis ikan yang ada tinggal tersisa 20. Sekitar 92 persen ikan endemiknya punah. Hal tersebut berlaku mulai dari ekosistem hulu hingga hilir.

Ikan belida, soro, berot, nilam, tawes, putak, berukung, lele, brek, keperas, serta ikan hitam, sudah tak bisa ditemukan lagi di Kali Ciliwung pada inventarisasi 2010. Pada saat yang sama, spesies lainnya seperti ikan hampal, genggehek dan baung, masih ditemukan meskipun semakin langka dan terancam.

Namun, banyak pihak yang kemudian melakukan revitalisasi. Sebagian ikan endemik itu didatangkan dari Sunagi Cisadane atau Sungai Ciujung yang sama-sama berhulu dari daerah Bogor. Sebagian bisa bertahan dalam ekosistem Ciliwung yang berat dan sebagian lagi tak mampu beradaptasi.

Meski sudah jauh berubah dari kondisi alaminya yang dulu, Kali Ciliwung masih menyisakan tempat bagi kehidupan liar yang terbatas. Kawasan sempadannya, yakni zona penyangga yang membatasi zona budi daya (digunakan untuk aktivitas manusia) dengan badan sungai. Di hulu, zona sempadan itu masih cukup tebal, namun di hilir sebagian sudah tak tertolong.

Dari luas zona sempadan yang tersisa saat ini, sekitar 60 persen ada  di ruas Ciliwung antara  Bogor-Depok-Jakarta Selatan. Di Kota Bogor, sempadan Kali Ciliwung hampir tak bersisa lagi. Agak ke hilir,  sempadan itu mulai terlihat sampai ke Kecamatan Bojong Gede, Citayam, Kota Depok, terus masuk ke wilayah Jakarta Selatan di Kelurahan Lenteng Agung, Tanjung Barat, hingga Condet.

Namun, secara keseluruhan zona sempadan itu terus menyusut. Dalam tiga-empat dekade  terakhir ini, luas zona penyangga itu telah menyusut 35 persen, dan berubah menjadi area  terbangun yang yang kedap air. Sebagian lagi menjadi fondasi bangunan tak berizin.

Dalam situasi itu, ikan-ikan pandemik mencoba bertahan. Di antara mereka ada ikan mas, lele lokal, julung-julung, paray, benteur, bangkreung, soro, jeler, betutu, belut, serta beberapa lainnya. Mereka pun harus berkompetisi dengan ikan pendatang seperti ikan sapu-sapu, ikan bawal (tawar), lele dumbo, dan beberapa lainnya.

Sejumlah pihak sering menebar benih ikan budi daya di luar kali antara Citayam-Depok-Condet, yang membuat Kali Ciliwung terus berpenghuni. Sempadan sungai yang rimbun membantu menciptakan ekosistem air yang membuat ikan-ikan itu lebih bisa bertahan.

Sampai kapan zona sempadan itu akan bertahan? Situasinya dinamis. Dalam rencana Kementerian PUPR, 35 km dari muara tampaknya akan menjadi zona normalisasi sungai. Tepian Ciliwung di hilir ini akan diturap, ditanggul, dan dilengkapi pula dengan jalan inspeksi.

Tujuannya, agar air sungai lebih cepat hanyut ke muara. Tanggul dan turap itu juga diperlukan agar ketika banjir, air Kali Ciliwung tak melimpas menimbulkan genangan di permukiman warga. Sebagian turap beton itu sudah terbangun, dan menurut rencana akan berlanjut sampai Kawasan Rawajati di Kalibata, Jakarta Selatan. Sempadan sungai di wilayah ini juga praktis telah tersisih oleh perumahan warga yang bahkan makin menjorok ke arah sungai.

Menjaga sempadan Sungai Ciliwung agar tetap utuh  tidak kalah penting dari pengendalian banjir, pengendalian sampah, dan pencegahan longsor. Semua bisa berjalan beriringan.

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari
Tags: IndonesiaSempadan CiliwungTraveling
ShareTweetSendSharePin

Berita Terkait

Dibagikan Gratis, Ratusan Makanan Ringan Hiasi Tugu Tani Isimu

by Editor
7 Okt 2022
0

Ratusan makanan ringan menghiasi tugu tani Isimu, Kabupaten Gorontalo. PROSESNEWS.ID - Ada yang menarik perhatian pengguna jalan Trans Sulawesi, Desa...

Foto Cover: Museum Tsunami Aceh. (Shutterstock/Reza Sanova)

Destinasi Dark Tourism, Edukasi untuk Generasi Muda

by Majid Rahman
8 Sep 2021
0

Foto Cover: Museum Tsunami Aceh. (Shutterstock/Reza Sanova) PROSESNEWS.ID - Pengembangan konsep pariwisata belakangan semakin unik dan menarik. Kalau biasanya wisatawan...

Tak Disangka, Wisata di Pulau Ini Mampu Bersaing dengan Wisata Desa Kelas Dunia

by Majid Rahman
5 Sep 2021
0

Keindahan Pulau Untung. (Foto : Kemenparekraf) PROSESNEWS.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin...

Foto : MC Batang/Roza/Zumadi

Sesuai Namanya Ujung Senja, Suasanya Keren

by Majid Rahman
4 Sep 2021
0

Foto : MC Batang/Roza/Zumadi PROSESNEWS.ID – Wisata kekinian yang berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah satu ini, cocok buat kamu...

Kupu-kupu Ornithoptera goliath atau biasa dikenal dengan Goliath Birdwing. Salah satu kupu-kupu yang hidup di tanah Papua. IST

Mengenal Kupu-kupu Malam Papua

by Majid Rahman
2 Sep 2021
0

Kupu-kupu Ornithoptera goliath atau biasa dikenal dengan Goliath Birdwing. Salah satu kupu-kupu yang hidup di tanah Papua. IST PROSESNEWS.ID -...

Load More

Komentar DonkBatalkan balasan

Trending

Gorontalo

Polemik Kebijakan Dana Desa Tidak Dibayarkan, Kades Tuntut PMK 81 Dicabut

by Editor
5 Des 2025
0

PROSESNEWS.ID - Langkah Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDTT), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam...

Pelecehan oleh Wakasek SMA di Gorontalo Terungkap, 4 Siswi Jadi Korban

4 Des 2025
Oplus_131072

Potensi Gagal Bayar Dana Desa, Ini 5 Solusi dari Kemendes PDT

5 Des 2025

Sekretariat Dekot Sapu Bersih Juara Dana-Dana dan Yel-Yel di HUT Korpri 2025

5 Des 2025

Kades Prima Didemo Warga, Dituntut Mundur karena Salah Kelola Anggaran

5 Des 2025

Pemprov Gorontalo Salurkan Bantuan Sosial Rp1,056 Miliar pada Perayaan HUT ke-25

6 Des 2025

TERBARU

Pemprov Gorontalo Terima Bantuan ATENSI dari Kemensos

6 Des 2025
Oplus_131072

Residivis di Gorontalo Kembali Berulah, Motifnya Ekonomi dan Pengaruh Miras

6 Des 2025

Pertemuan UNG–UNTAD Dorong Penguatan Kapasitas Penelitian dan Pengabdian

6 Des 2025

Pemprov Gorontalo Salurkan Bantuan Sosial Rp1,056 Miliar pada Perayaan HUT ke-25

6 Des 2025

Bakti Sosial dan Hiburan Rakyat Meriahkan HUT ke-25 Provinsi Gorontalo di Citymall

6 Des 2025
  • Home
  • Tentang
  • Kontak
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

©2025 Prosesnews.id. All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Daerah
    • Gorontalo
    • Sulawesi Tenggara
    • Sumatera Utara
    • Jawa Timur
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Ekonomi
  • Politik
  • Traveling
  • Opini
  • Infografis

©2025 Prosesnews.id. All Rights Reserved.