PROSESNEWS.ID — Para petani tomat di Kota Gorontalo mengalami kerugian yang cukup besar akibat anjloknya harga bahan kebutuhan sehari-hari ini.
Pasalnya, harga tomat yang beredar di pasaran hanya berkisar Rp3.000—Rp4.000/Kg, dan bahkan bisa lebih rendah sesuai dengan kualitas dari tomat itu sendiri.
Terkait hal tersebut, Imbran (46) yang merupakan salah seorang petani tomat, mengungkapkan kekecewaannya terhadap harga tomat yang sangat rendah ini.
Menurutnya, harga tersebut tidak memberikan keuntungan yang cukup bagi para petani, malahan sebaliknya.
“Kalau rugi, ya rugi sekali Pak, karena kemarin saja, satu tas yang 7Kg itu hanya laku 10 ribu,” ungkap Imbran kepada tim Prosesnews.id, Selasa (10/10/2023).
Imbran mempertanyakan situasi ini, menurutnya musim kemarau seharusnya menyebabkan harga tomat melonjak tinggi karena penurunan produksi dan para petani juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan, termasuk penggunaan pupuk, obat hama dan mesin pengaran.
“Belum lagi pupuk perawatan, racun ba semprot akan, dan itu mahal,” keluhnya.
Baca Juga: Kemarau Berkepanjangan, Petani Terpaksa Gunakan Mesin Alkon untuk Pengairan
Imbran dan petani lainnya berharap agar situasi harga tomat bisa segera membaik, sehingga mereka tidak terus dirugikan oleh harga yang sangat rendah saat ini.
Keadaan ini menjadi tantangan serius bagi para petani yang bergantung pada hasil panen tomat untuk mencari nafkah.
Reporter: Pian N Peda