PROSESNEWS.ID — Akibat dari musim kemarau yang panjang, sejumlah petani harus mengairi lahan pertanian dengan menggunakan mesin alkon.
Imbran (46), petani tomat yang merupakan warga Desa Bunggalo Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, harus mengeluarkan banyak biaya tambahan untuk merawat tanaman agar terhindar dari gagal panen.
Salah satu beban ekstra yang harus ia tanggung adalah biaya bahan bakar untuk mesin alkon yang digunakan dalam proses pengairan.
“Setiap hari pak ini saya siram, pagi dan sore, karena kalo tidak pasti kalah banyak poli,” ungkap Imbran saat diwawancarai tim Prosesnews.id, Selasa (10/10/2023).
Berdasarkan pernyataan Imbran, setiap hari ia harus menggunakan 4 liter pertalite pada pagi dan 4 liter lagi pada sore hari untuk mesin alkonnya. Jadi, total pengeluarannya untuk bahan bakar adalah 8 liter pertalite per hari.
Dengan harga pertalite sebesar 12 ribu rupiah per liter, maka pengeluaran Imbran untuk bahan bakar setiap harinya mencapai 96 ribu rupiah (8 liter x 12 ribu rupiah).
Baca Juga: Harga Tomat Anjlok, Para Petani di Gorontalo Gigit Jari
“Banyak biaya yang keluar, hitung saja, setiap pagi itu 4 liter pertalite yang habis, sore juga bagitu, jadi 8 liter, kali saja dia 12 ribu,” beber Imbran.
Tantangan yang dihadapi petani di Gorontalo saat ini sangat serius. Mereka berharap agar usaha keras mereka selama musim kemarau ini tidak akan sia-sia.
Dengan perasaan harap, mereka juga menantikan hujan segera turun untuk mengakhiri musim kemarau yang panjang dan membawa kembali kesuburan ke lahan pertanian mereka.
Reporter: Pian N Peda