PROSESNEWS.ID – Ketua Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Gorontalo Utara, Roy Ahmad, sependapat dengan rekomendasi Rapat Kerja Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Korwil Gorontalo tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Anggrek di Gorontalo Utara.
Menurutnya kawasan Anggrek telah memiliki fasilitas pendukung untuk merealisasikan gagasan KEK. Roy menyebut pelabuhan, lahan, fasilitas jasa perdagangan, dan lainnya.
“Kita tahu bersama bahwa KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan juga memperoleh fasilitas tertentu dengan tujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan juga daya saing daerah,” papar Roy Rabu, (16/12/2020).
Dijelaskannya, penetapan sebagai KEK akan membuat Anggrek menjadi simpang empat perekonomian. Sebab kawasan tersebut merupakan sentral transaksi jasa, barang, orang, dan uang dari daerah Buol-Kota Gorontalo, Palu-Manado.
“Dengan demikian saya yakin Gorut dilirik oleh investor dan akan menjadi daerah yang dikenal di tanah air,” tambah Roy Ahmad.
Namun begitu Ketua Bapera Gorut itu mengingatkan, untuk segera dapat mewujudkan KEK, semua pihak perlu menyingkirkan ego politik maupun golongan. Kalangan eksekutif maupun legislatif perlu bersama-sama menumpahkan perhatian pada gagasan tersebut.
“Gorut harus maju dan tidak bisa ketinggalan lagi, daerah dilarang salah menetapkan KEK karena akan mengakibatkan biaya kesempatan alias opportunity cost,” kata Roy.
Rapat kerja digelar IKA Unhas di kawasan Pantai Minanga Atinggola, Gorontalo Utara, pada 5-6 Desember 2020. Raker menggulirkan antara lain gagasan mendirikan Insitut Pemerintahan Desa (IPD) di Gorontalo Utara dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Anggrek di Kabupaten yang sama.
Ketua IKA Unhas Korwil Gorontalo, Dahlan Usman, mengatakan bahwa sesuai rekomendasi KEK Anggrek diarahkan menangani asembling, bukan pabrikasi. Alasannya, dengan mengurusi asembling maka KEK Anggrek dapat menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah yang cukup banyak.
“Karena untuk menangani asembling tidak dibutuhkan tenaga kerja dengan skill terlalu tinggi. Lulusan SLTP dan SLTA pun bisa,” katanya. (Rls)