PROSESNEWS.ID – Ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo menolak pelaksanaan pembekalan Kuliah Kerja Sosial (KKS) secara online. Mereka berpendapat bahwa KKS merupakan kegiatan yang mengharuskan interaksi langsung dengan masyarakat, sehingga pembekalan seharusnya dilakukan secara offline agar lebih maksimal.
Salah satu mahasiswa, Noe (nama samaran) kepada tim Prosesnews.id menyampaikan, pembekalan secara online tidak akan efektif. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap perbedaan sistem pembekalan antara angkatannya dengan angkatan sebelumnya.
“Karena sebelum-sebelumnya itu offline ka, kenapa nanti di angkatan kita itu secara online. Dilaksanakan secara offline saja, belum tentu maksimal apalagi kalau online,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia KKS, Retna Gumanti, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp menjelaskan, pada awalnya seluruh rangkaian kegiatan KKS direncanakan berlangsung secara offline selama dua hari. Bahkan, lokasi, narasumber, serta undangan kepada pihak pemerintah daerah telah dipersiapkan. Namun, adanya Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 menyebabkan perubahan mendadak dalam pelaksanaan kegiatan.
“Jadi ada potongan sebesar 75% dari Inpres No. 1 Tahun 2025, sehingga kami panitia juga kaget, bagaimana dengan kegiatan ini, bahkan kalau bisa dibilang KKS ini bisa saja dihilangkan,” jelasnya pada Jumat (14/02/2025).
Retna menambahkan, setelah melalui rapat dan diskusi panjang, KKS tetap akan dilaksanakan dengan beberapa ketentuan baru, salah satunya efisiensi anggaran dengan memangkas biaya pembekalan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, terdapat tiga aspek utama yang membutuhkan anggaran besar dalam pelaksanaan KKS, yakni transportasi ke lokasi, pembayaran tempat, dan pembekalan. Oleh karena itu, panitia memutuskan untuk memindahkan pembekalan menjadi online guna menekan biaya.
“Pembekalan bisa dilakukan secara offline, tapi bagaimana lagi dengan anggaran transportasi ke lokasi? Bagaimana biaya tempat tinggal di sana? Sehingga kami mengambil langkah untuk memindahkan pembekalan menjadi online. Dengan adanya pemotongan 75% ini, bahkan biaya untuk para pendamping pun sudah ditiadakan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, peserta KKS IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2025 berjumlah 780 orang yang akan ditempatkan di 85 desa di Kabupaten Pohuwato.
Reporter: Pian N. Peda