PROSESNEWS.ID – Pemerintah Kota Gorontalo kembali menggelar perayaan malam Tumbilotohe tahun ini dengan konsep yang lebih ramah lingkungan. Menariknya, di bawah kepemimpinan Wali Kota Adhan Dambea dan Wakil Wali Kota Indra Gobel, perayaan tetap mempertahankan tradisi dengan tidak menggunakan lampu listrik.
Festival yang diberi nama Green Tumbilotohe Festival 2025 ini akan berlangsung di dua lokasi berbeda, yakni Taruna Remaja dan Kelurahan Siendeng, pada Rabu (26/3/2025).
Di Kelurahan Siendeng, pemerintah bekerja sama dengan komunitas warga serta pemuda Masjid Ar-Rahma akan mengadakan perayaan Tumbilotohe dengan konsep full green. Sebanyak 5.000 unit lampu akan dipasang di sepanjang jalan Gunung Agung menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
Sementara itu, di Taruna Remaja, akan digelar pawai obor yang melibatkan peserta dari Kelurahan Siendeng. Menariknya, pawai ini akan menggunakan tohetutu dan getah damar sebagai bahan bakar obor, tanpa minyak tanah, sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
Pawai ini akan dilepas oleh Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, dan diterima oleh Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. Sebagai tanda dimulainya Green Tumbilotohe Festival 2025, Wali Kota akan menyalakan obor besar di lokasi acara.
Festival ini juga akan dimeriahkan dengan lomba dalam dua kategori, yaitu kategori hamparan lampu dan kategori jalan. Penilaian akan dilakukan pada malam ke-27 Ramadan, dengan harapan masyarakat semakin terdorong untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dalam perayaan Tumbilotohe.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Gorontalo, Zamroni Agus menegaskan, Green Tumbilotohe Festival bukan sekadar perayaan, tetapi juga upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
Menurutnya, selama beberapa dekade terakhir, masyarakat cenderung menggunakan minyak tanah dalam perayaan Tumbilotohe. Meskipun memiliki daya bakar yang baik, minyak tanah menghasilkan polusi udara yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Oleh karena itu, kami bersama Pemerintah Provinsi Gorontalo terus menggaungkan pentingnya penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih bersih,” ujar Zamroni Agus.
Lebih lanjut, ia menambahkan, masyarakat Gorontalo pada masa lalu menggunakan bahan bakar alami seperti minyak kelapa dan getah damar dalam perayaan Tumbilotohe. Dengan adanya Green Tumbilotohe Festival, pemerintah ingin menghidupkan kembali tradisi tersebut guna mengurangi dampak polusi.
“Kami berharap ini menjadi langkah awal bagi Gorontalo dalam menerapkan tradisi yang lebih ramah lingkungan. Walaupun belum seluruhnya beralih ke bahan bakar alami, minimal kita sudah memulai. Ini adalah perubahan yang harus kita dorong bersama,” tambahnya.