PROSESNEWS.ID – Ada yang menarik dalam pertemuan tatap muka antara Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Gorontalo, dengan wartawan Gorontalo, baru-baru ini. Dalam pertemuan silaturahmi yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama itu, membahas beberapa persoalan yang dianggap urgen dan memerlukan peranan media.
Sepertihalnya, menciptakan suasana aman dan kondusif di Provinsi Gorontalo, pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Begitu juga menjelang pengumuman hasil Pemilu yang akan dilaksanakan 22 Mei 2019 mendatang, pun menjadi perhatian serius.
Kabinda Gorontalo Drs. Daeng Rosada menuturkan, apalagi akhir-akhir ini telah muncul berbagai pemberitaan ataupun isu yang bersifat provokatif. Bahkan mengajak masyarakat untuk melakukan aksi inskonstitusional atau yang dikenal dengan istilah people power.
“Saya sangat berharap wartawan di Provinsi Gorontalo tidak memberitakan konten yang demikian, untuk menjaga kondusifitas wilayah Gorontalo. Karena Gorontalo sampai dengan saat ini, sangat aman dan tidak ada isu-isu yang profokatif. Tidak lain berkat teman-teman wartawan,” paparnya.
Lebih lanjut kata Daeng Rosada, pelaksanaan Pemilu kali ini khususnya di Gorontalo, telah berlangsung aman dan kondusif. Bahkan Indonesia kata Kabinda Gorontalo itu, mendapat apresiasi dari negara lain terkait pelaksanaan Pemilu tersebut.
Dengan begitu, seluruh elemen masyarakat dapat mendukung KPU dan Bawaslu serta dapat ikut mengapresiasi hasil Pemilu dengan baik.
Soal rencana aksi people power itu, yang digaungkan oleh kelompok yang tidak puas atas hasil Pemilu. Sangat rentan disusupi oleh kelompok lain, yang ingin memanfaatkan momentum dalam rangka menerapkan ideologinya.
“Selain itu, bilamana terjadi chaos seperti tahun 1998. Justru akan berdampak negatif terhadap, pembangunan bangsa dan menurunkan derajat demokrasi Indonesia,” ketusnya sembari menambahkan, berkaitan dengan potensi penyusupan kelompok terror dalam wacana people power, diharapkan para wartawan melalui jejaring yang dimiliki dapat ikut berperan melakukan antisipasi.
Hal ini diperlukan karena wilayah Gorontalo sangat rentan menjadi lokasi transit dari dan menuju Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Sehingganya media massa sebagai salah satu tiang demokrasi, diharapkan dapat menerapkan fungsi dan posisinya sebagai pengawal demokrasi, tidak justru terseret dalam narasi-narasi yang akan melemahkan nilai demokrasi. (hel)