![](https://prosesnews.id/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-19-at-9.00.37-PM-750x563.jpeg)
PROSESNEWS.ID – Diproyeksikan, Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (SILPA) sementara, pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Blitar Tahun anggaran 2020, mengalami penurunan daripada Tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Blitar Khusna Lindarti, hal ini dikarenakan penyerapan anggaran yang ada di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengelolaanya dilaksanakan secara baik dan efisien, sehingga mencapai tujuan.
“Kalau melihat SILPA di tahun 2018 sebesar Rp.237,7 milyar dan tahun 2019 sebesar Rp.176,5 milyar, sementara di tahun 2020 sebesar Rp.149.460.271.682,91, SILPA tersebut masih tergolong kedalam kategori yang rasional. Meskipun, ada catatan khusus perihal realisasi penyerapan kegiatan melalui APBD Kabupaten Blitar hingga bulan Desember 2020,” ungkapnya, Rabu (18/01/2021).
Lebih lanjut Khusna menuturkan, bahwa hasil SILPA di tahun anggaran 2020 itu sifatnya sementara, dimana masih belum adanya pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sehingga dimungkikan adanya penambahan di angka tersebut.
Kemudian Khusna merinci, berdasarkan laporan kebendaharawan SILPA 2020 terdiri dari sisa kas yang ada di Bendahara Umum Daerah (BUD) sebesar Rp 113.963.280.928,07, dari Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rp.35.388.879.730,00, dari Kas Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp.108.061.024,84 dan sisa kas Satgas Covid-19 Rp.50.000,00.
“Sesuai Permendagri 64 tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2021, mengamanatkan penganggaran SILPA harus direncanakan, supaya dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2021 yang tidak dapat di danai,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Khusna juga menyampaikan adanya kenaikan Pendapat Asli Daerah (PAD) tahun anggaran 2020 ini, salah satunya dari naiknya pendapatan dari rumah sakit (RS).
“Kontribusi naiknya PAD, salah satunya dari pendapatan RS Ngudi Waluyo. Walapun realnya adanya pandemi, dan menurunnya jumlah pasien yang datang ke RS, namun pencairan dari BPJS banyak yang realisasi di tahun 2020, kalau pendapatan dari sektor pariwisata nggak usah di bilang pasti turun,” pungkas Khusna.
Repoter : Junaidi / Dwi Sasmito